apahabar.com, SHANGHAI – Durian salah satu buah yang mudah tumbuh di Indonesia. Kini, buah yang memiliki aroma khas itu, mulai dirilik Malaysia sebagai investasi besar dalam meningkatkan mengeskspor, khususnya ke China.
Para konglomerat dan perusahaan di bidang minyak sawit, ekspor pertanian terbesar Malaysia, mulai melirik bisnis durian.
Seiring dengan rencana pemerintah Malaysia mendorong pertanian durian skala besar, dengan menargetkan ekspor 50 persen pada tahun 2030.
“Industri durian sedang bertransformasi dari pertanian lokal ke global, skala besar karena banyaknya permintaan dari China,” kata Lim Chin Khee, konsultan industri durian dikutip dari reuters.com, Senin (26/11/2018).
“Sebelum booming, perkebunan durian di Malaysia akan menjadi pertanian rekreasi. Sekarang ratusan hektar dan lebih besar, dan banyak lagi akan menyusul,” terang Lim.
Meski durian dilarang di transportasi umum dan hotel di Asia Tenggara karena baunya menyengat. Tetapi orang China tetap jadi penggemar berat.
Makanan rasa durian yang dijual di negeri tirai bambu ini termasuk pizza, mentega, saus salad dan susu.
“Pada awalnya, saya juga membenci durian karena saya pikir mereka memiliki bau aneh,” kata Helen Li, 26, salah satu pengunjung di sebuah toko durian pizza di Shanghai.
Di sana setiap pelanggan dapat mencicipnya dengan kocek 60 yuan (8,50 USD atau setara RP 123 ribu).
“Tapi ketika Anda mencicipinya, rasanya sangat lezat. Saya pikir mereka yang membenci durian takut dengan baunya. Tapi begitu Anda mencobanya, saya pikir pendapat mereka akan berubah,” ujarnya lagi.
Di restoran Shanghai lainnya, memadukan durian dengan ayam (sejenis kaldu mendesis). Bahkan satu porsi bisa dijual sekitar 148 yuan (21 USD atau setara Rp 304 ribu).
Pemilik Chen Weihao mengatakan toko itu bisa menjual sekitar 20 hingga 25 kg durian Thailand impor setiap bulan.
“Ketika Anda mencicipinya, ia memiliki semacam rasa segar dan manis, seolah-olah Anda telah tiba di daerah tropis,” kata pelanggan lainnya Yang Yang, 27 tahun.
Sumber : Reuters
Editor : Ahmad Zainal Muttaqin