apahabar.com, BANJARMASIN – Bisnis Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di kota Banjarmasin rupanya sedang menemui jalan buntu. Tak sedikit pedagang UMKM memilih untuk gulung tikar.
Berdasar pantauan di beberapa kawasan kuliner seperti Kawasan Wisata Mandiri (KWM), Baiman dan Kawasan Wisata Kuliner (KWK) di Jalan Cendana, Kayutangi, Banjarmasin Utara, sangat sepi pengunjung. Di sana bahkan sangat banyak kios yang telah ditinggalkan.
Ida, salah seorang pedagang Kawasan Wisata Mandiri (KWM) mengatakan kawasan wisata mandiri sepi pengunjung, kecuali di akhir pekan. Menurutnya, Pemerintah kota Banjarmasin masih belum memantau terkait sepinya Kawasan Wisata Mandiri itu.
“Ya, terkadang penjualan ramai dan terkadang sepi mas,” ucapnya ditemui reporter apahabar.com, Jumat (7/12) sore.
Data Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) menyebut, jumlah pedagang yang gulung tikar di KWM berjumlah 25 dari 50 pedagang, Kawasan Kuliner Baiman 20 dari 60 pedagang dan 50 dari 60 pedagang KWK memilih berhenti.
Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), Priyo Eko membenarkan akan banyaknya pedagang UMKM yang gulung tikar. Pemkot Banjarmasin, kata dia, secepatnya akan berkoordinasi dengan para pedagang sekaligus mendata jumlah pedagang UMKM yang ada.
“Berapa yang ingin melanjutkan usaha dan berapa yang mau mundur,” jelasnya.
Priyo menegaskan, pemkot sebenarnya memiliki program menciptakan 2.500 Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) hingga 2021 mendatang. Di Banjarmasin sendiri sejauh ini baru menciptakan 1.800 pengusaha. Priyo menegaskan tantangan UMKM di Kota Banjamasin yaitu masyarakat Banjarmasin kurang ulet dan kurang serius dalam menjalankan usaha.
“Pedagang terkadang kurang konsisten dalam menjalankan usaha ini,” pungkasnya
Reporter : Muhammad Robby
Editor : Fariz Fadhillah