apahabar.com, BANJARMASIN – Kota Banjarmasin setiap saat selalu kehilangan lahan pertanian, akibat alih fungsi lahan. Kondisi demikian membuat kekhawatiran pemuda di kota berjuluk seribu sungai yang peduli terhadap ketersediaan pangan dan sayuran.
Berbekal momen itu, salah seorang pemuda bernama Eko Wahyudi menggagas untuk membentuk Komunitas Petani Berdasi.
Dibentuknya komunitas yang terfokus pada hidroponik tersebut bertujuan untuk menciptakan petani berdasi, walaupun Kota Banjarmasin minim punya lahan pertanian.
Namun, dengan memanfaatkan pekarangan rumah ternyata bisa menjadi penghasilan tetap bagi dia dan rekannya dalam satu komunitas.
Eko mengakui, pendapatannya selama sebulan sebagai PNS di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Pasar Lama 3 Banjarmasin, tidak sebanding dengan penghasilan yang didapatnya mengelola tanaman hidroponik di pelataran rumah dengan lahan terbatas.
“Dengan memanfaatkan lahan pekarangan rumah, memanen 100 lubang tanaman hidroponik sudah jelas bisa meraup Rp 1 juta di tangan,” terang kepada apahabar.com di Pasar Rakyat Bazar Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Lapangan Kamboja, Banjarmasin Tengah, Jumat (22/2/2019).
Pasalnya, ia memaparkan, cukup dengan memanfaatkan lahan pekarangan rumah untuk bertanam dengan media hidroponik tersebut ternyata bisa menciptakan petani yang berdasi dengan peluang usaha yang bagus.
Baca Juga: MHM Serta Dinas Koperasi Banjarmasin Adakan Festival Pasar Rakyat
Karena, dalam merawat dan menumbuhkan kembangkan usaha pertanian ini sangat sederhana dan tidak perlu merogoh kocek cukup dalam.
Apalagi hasil panennya pun tentunya alami karena mulai dari menyemai benih hingga panen tidak menggunakan bahan kimia.
Namun, hanya mengandalkan sirkulasi air dan ternyata hasil panennya pun cukup melimpah padahal tidak membutuhkan pupuk kimia.
“Perbandingan percepatan panen antara hidroponik dan tanaman biasa hampir 100 persen. Cukup 30 hari saja bisa langsung memanen tanaman, bayangkan perputaran keuntungan yang didapat,” ujarnya.
Bahkan, ia menerangkan banyak pasar modern baik dari dalam maupun luar Banjarmasin yang meminta pasokan sayuran kepada pihaknya.
Karena semakin banyaknya permintaan dari konsumen yang ingin mengkonsumsi sayuran yang bebas dari zat kimia berbahaya. Maka, ia terus menambah anggota komunitas petani berdasi.
“Untuk saat ini kami masih fokus terhadap jenis sayur-sayuran hidroponik. Karena banyaknya permintaan dari konsumen, seperti di Kabupaten Tabalong yang ingin 1.200 kg tanaman hidroponik dari kami,” terangnya.
Ia pun mengajak kaum muda agar memanfaatkan pelataran rumahnya untuk dijadikan lahan pertanian terbatas, bisa mulai dengan menanam cabai, sawi dan lain-lain yang tidak memakan lahan.
Apabila ia akan memberikan ilmu bertaninya melalui pelatihan menanam dengan media hidroponik di agenda Pasar Rakyat yang digelar MHM Official pukul 16.30 Wita besok (23/2/2019).
Sebab, ia melihat untuk tidak bisa lagi mengandalkan persediaan pangan dari lahan pertanian yang semakin sempit.
Reporter: Bahaudin Qusairi
Editor: Aprianoor