apahabar.com, MARABAHAN – Intensitas hujan yang belum merata, membuat Barito Kuala masih dikelilingi kebakaran hutan dan lahan.
Berkecamuk sejak akhir Juli 2019, kebakaran lahan dan hutan di Batola sempat mereda di awal Oktober 2019, menyusul hujan di berbagai kawasan.
Namun sejak 9 Oktober 2019, titik-titik api mulai bermunculan. Sejak kebakaran lahan di Jalan AES Nasution Marabahan, Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Batola mulai disibukkan pemadaman lagi.
Sekian titik api mulai bermunculan di Kecamatan Cerbon, Rantau Badauh, Mandastana, Alalak dan Jejangkit.
Bahkan Mandastana seakan dikelilingi api, mengingat terdapat sekitar 32 kejadian dari 43 kebakaran lahan sejak 12 Oktober hingga awal November 2019.
“Bahkan sekarang kami sedang berusaha memadamkan 10 titik api di Mandastana bersama Damkar Batola, dibantu BPK swadaya dari Batola dan Banjarmasin,” papar Kepala Pelaksana BPBD Batola, Sumarno, Selasa (5/11) sore.
Dengan tambahan kejadian di Mandastana, total telah terjadi 164 kebakaran yang menghanguskan 999,8 hektare lahan di Batola sejak Juli 2019.
Kebakaran terbesar terjadi di Desa Puntik Luar Ray 4 yang menghanguskan tidak kurang 28 hektare lahan. Untungnya lahan yang terbakar hanya hutan galam dan semak belukar.
Namun demikian, imbas kebakaran tersebut cukup parah lantaran asap pekat mengganggu kelancaran lalu lintas di Jalan H Hassan Basry.
“Sedianya status tanggap darurat kebakaran hutan dan lahan di Batola hanya sampai 10 November 2019. Namun mempertimbangkan situasi sekarang, status tersebut berpeluang diperpanjang,” tandas Sumarno.
Baca Juga: Mulai 2020, Blangko KTP Lebih Mudah Diperoleh
Baca Juga: Nunggak Listrik Rp 48 Juta, Renovasi Stadion 17 Mei Terancam Amburadul
Reporter: Bastian Alkaf
Editor: Syarif