apahabar.com, JAKARTA – Peran guru ngaji di Taman Kanak-Kanan Alquran (TKA) sangat besar. Tapi sayang insentif mereka (guru ngaji) masih sangat minim.
Kenyataan itu diakui Ketua Lembaga Khusus Dakwah (LDK) PP Muhammadiyah, Muhammad Ziyad.
“Guru-guru ngaji itu punya peran yang sangat besar. Merekalah yang mengenalkan huruf-huruf hijayah kepada anak-anak usia dini. Sebab usia dini lah puncak awal untuk menanamkan nilai-nilai mengenai karakter dan pengetahuan,” ujarnya seperti ditulis Republika.
Karena itu, menurut Ziyad, penting bagi pemerintah untuk melirik dan memberi perhatian serius kepada para guru ngaji di Tanah Air. Sebab, jumlahnya sangat besar dan tersebar di masjid, madrasah, hingga rumah-rumah warga.
“Tujuannya mereka ingin mengantarkan anak-anak Indonesia melek huruf Arab, pengetahuan dan melek lingkungan akhlak di sekitarnya,” katanya.
Ziyad pun mengakui, selama ini masih banyak dan telah diketahui bersama bahwa guru-guru Alquran ini belum mendapat perhatian yang maksimal.
“Memang ada kepala daerah yang memberi perhatian misalnya di DKI Jakarta, yang dalam APBD-nya memberi insentif kepada mereka, dan juga Sulawesi Selatan serta Jawa Timur. Tapi kan tidak merata,” imbuhnya.
Ziyad juga masih menemukan beberapa guru ngaji yang mengajar penuh dalam sepekan. Namun insentif yang didapatkan dalam sebulan itu hanha sekitar Rp 100 ribu hingga Rp 500 ribu.
“Ada guru TPA yang full satu pekan. Kadang insentif bulanannya itu Rp 100 ribu, Rp 150 ribu, Rp 200 ribu, masih sangat minimal, ada yang lumayan yaitu Rp 400 ribu sampai Rp 500 ribu. Tapi masih sangat jauh sesungguhnya,” paparnya.
Dalam kondisi demikian, lanjut Ziyad, warga pun kerap tidak melakukan urunan sebagai insentif untuk guru ngajinya. “Di beberapa daerah yang minus, itu enggak ada urunan, bahkan di dekat Jabodetabek itu iuran Rp 10 ribu, itu dapat apa. Mereka (guru ngaji ini) memang ikhlas, tapi kan enggak bisa bangsa ini membiarkan seperti itu,” ucapnya.
Baca Juga: Hari Guru Nasional, Kesejahteraan Belum Merata Honorer di Kalsel
Baca Juga: Klarifikasi Disdik, Guru Honorer di Banjarmasin Diupah Rp 150 Ribu
Editor: Syarif