apahabar.com, MARABAHAN – Masih memasang status kesiapsiagaan, Barito Kuala tetap melakukan antisipasi preventif dalam upaya mencegah penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19).
Selain terus mengkampanyekan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), Pemkab Batola juga sudah mengimbau semua ASN tidak melakukan perjalanan ke luar daerah.
Namun andaikata sudah terlanjur berangkat, terutama ke kawasan pandemi Covid-19, konsekuensi yang harus ditanggung adalah dikarantina selama 14 hari sesuai prosedur WHO.
“Sesuai surat edaran Menteri Dalam Negeri, semua ASN dianjurkan tidak meninggalkan wilayah masing-masing untuk dinas luar,” papar Bupati Batola, Hj Noormiliyani AS, Jumat (20/3).
“Khusus izin perorangan, atasan sebenarnya tak boleh memberi izin. Namun kalau tetap berangkat, mereka harus masuk karantina sepulangnya ke Batola,” tegasnya.
RSUD Abdul Aziz sudah menyediakan ruang khusus karantina. Seandainya diperlukan tindakan lanjutan, Orang Dalam Pemantauan (ODP) dapat dirujuk ke RSUD Ulin.
“Kami tak ingin mengambil risiko dan harus bertanggungjawab atas kesehatan masyarakat. Bagaimanapun antisipasi preventif lebih baik daripada sudah kejadian,” papar Noormiliyani.
Selain karantina pasca kepulangan, tindakan pencegahan lain adalah penyemprotan semua ruang kelas SD dan SMP dengan disinfektan, serta penyediaan fasilitas cuci tangan.
“Kami sudah menyediakan 329 alat penyemprot untuk semua SD dan SMP di Batola. Sekolah yang tak mampu menyediakan fasilitas cuci tangan, dapat mengajukan bantuan,” beber Noormiliyani.
“Petugas yang menyemprotkan disinfektan adalah penjaga sekolah. Kami memberi mereka insentif Rp200 ribu selama satu bulan selain gaji supaya lebih semangat,” sambungnya.
Sementara guru-guru juga diberi tanggungjawab mengawasi semua siswa, terutama keharusan mencuci tangan selama empat kali, selama mereka berada di sekolah.
Kemudian camat juga wajib mengawasi pelaksanaan penyemprotan disinfektan di tempat-tempat ibadah, serta ketersediaan sabun cuci tangan maupun hand sanitizer.
“Selama periode kesiapsiagaan ini, kami menyiapkan Rp1 miliar dari anggaran tanggap darurat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Batola,” jelas Noormiliyani.
“Kami tak berpikir soal dana, terpenting semua tindakan preventif dilakukan dalam kesiapsiagaan,” tandasnya.
Reporter: Bastian Alkaf
Editor: Ahmad Zainal Muttaqin