apahabar.com, BANJARMASIN – Memasuki triwulan pertama, bisnis travel di Kalimantan Selatan sedang lesu-lesunya. Penyebabnya cuma satu: virus corona.
Wabah virus asal Wuhan, China itu, berimbas pada arus kedatangan wisatawan. Baik domestik maupun mancanegara.
Sektor pariwisata menjadi sangat lesu dan sepi, membuat sejumlah pelaku usaha tour dan travel merasa merugi.
Objek-objek wisata andalan Banjarmasin, ibu kota Kalsel ditutup pemerintah setempat. Konsentrasi massa justru memicu penyebaran virus menular. Antara lain, Pasar Terapung Banjarmasin, Car Free Day di Jalan Lambung Mangkurat, hingga tempat hiburan malam.
Selain Banjarmasin, beberapa daerah juga meliburkan sekolah. Warganya diminta mengurangi aktifitas di luar rumah. Termasuk para pejabat untuk membatasi kunjungan ke luar daerah.
“Wabah virus ini sudah sangat berdampak dengan usaha kami,” ungkap owner RR Tour dan Travel, Richie kepada apahabar.com, Rabu (18/3).
Richie bilang saat ini banyak agenda tour di-cancel. Padahal semula sudah terjadwal. Oleh kedatangan-kedatangan wisatawan lokal maupun mancanegara ke Kalsel itu.
“Karena wabah ini banyak tiket pesawat di-refund (dikembalikan),” ungkapnya.
Kondisi sekarang ini dianggap berbahaya. Bagi dunia pariwisata. Apalagi bisnis tour dan travel. Sebab tak sedikit kerugian yang mesti ditanggung mereka.
“Banyak dari kawan-kawan mengeluhkan hal yang sama. Seharusnya pemerintah lebih bersabar untuk lockdown,” tandasnya.
Terpisah, Sekretaris Asosiasi Agen Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) DPD Kalsel, Siti Aisyah mengutarakan hal serupa. Terlebih dalam beberapa hari terakhir ini. ASITA menganggap kondisi demikian bak musibah. Covid-19 berimbas pada penjualan tiket pesawat ke luar daerah.
“Terutama Kami menjual tiket, para pengusaha travel banyak mendapati refund. Apalagi refund atau pengembalian tiket pesawat ini tidak langsung bisa dibayarkan,” tuturnya, Kamis (19/3) saat ditemui apahabar.com.
Tak cuma ke Kalsel. Covid-19 juga berpengaruh pada arus wisatawan keluar. Sedikitnya ada 46 grup dari travel di bawah naungan ASITA batal membawa rombongan wisatawan Kalsel ke Pulau Jawa. Tepatnya ke Jogjakarta — yang menjadi salah satu wilayah di Indonesia paling terinfeksi. Ya, seorang ASN di Banjarmasin menjadi pasien dalam pengawasan COVID-19 sepulang dari Jogya.
“Padahal tiket sudah oke, malah refund. Akhirnya ini berdampak ke Kami, Kami harus mengembalikan harga tiket tadi. Belum lagi refund dari maskapai tidak dibayar tunai melainkan masuk ke top-up kami. Ini yang memusingkan karena harus mencarikan dana untuk membayarkan refund tadi,” ujarnya.
Aisyah amat menyayangkan kejadian ini. Pasalnya dari maskapai masih belum lockdown namun pemerintah sudah membatasi keberangkatan luar daerah.
“Sementara ini Kita menunggu bagaimana perkembangan. Travel ini bukan untuk tur saja tetapi juga tiket. Untuk tiket sampai ini masih ada penjualan, tapi menurun sampai 30 persen,” sebutnya.
Praktis, semua Owner dari Tour dan Travel di Kalsel sedang aktif-aktifnya mengeluh.
“Pada bulan Februari tadi masih berkegiatan. Baru setelah ada surat edaran dari pemerintah tadi, pertengahan Maret langsung tidak ada pemesanan tiket, bahkan untuk April sudah tidak ada. Bagi kawan yang menghandle perjalanan dinas otomatis mengalami kerugian,” pungkasnya mengakhiri.
Reporter: Ahya Firmansyah
Editor: Fariz Fadhillah