apahabar.com, BANJARMASIN – Di tengah pandemi Covid-19 semua harga kebutuhan pokok merangkak naik, termasuk kain.
Kebutuhan kain kian vital sebagai bahan dasar pembuatan alat pelindung diri atau APD yang dibutuhkan para pejuang medis di garda terdepan penanganan virus Corona (Covid-19).
Tak cuma mahal, kelangkaan kain membuat masalah kian runyam. Hal itu lah yang membuat sesak Darmalina, Kepala Bengkel Tata Busana MAN 2 Model Banjarmasin.
Saat ini, seperti diwartakan sebelumnya, MAN 2 Model Banjarmasin tengah gencar membantu pembuatan baju hazmat yang biasa dipakai para petugas medis di lapangan.
“Bahan seperti kain untuk APD sangat sulit dicari. Kalaupun ada pasti harganya mahal,” cemasnya kepada apahabar.com.
Kain yang biasa digunakan dalam membuat baju APD adalah berjenis spunbond. Jenis tersebut merupakan rekomendasi dari Dinas Kesehatan (Dinkes).
“Dinkes juga sudah memperlihatkan sebuah contoh baju hazmat.”
Terdapat dua contoh baju. Satu Surgical Gown dan Hazmat Suit. Keduanya bisa digunakan bareng dan tidak. Tergantung kebutuhan tim medis sendiri.
Dengan alasan itu terhitung sejak 1 april, MAN 2 Model tidak berani merubah jenis kain untuk membikin sebuah APD.
Awalnya harga kain spunbond dalam satu roll kayu panjang 90 meter hanya mencapai Rp500 ribu. Dari satu roll kain, MAN 2 Model bisa membikin 30 baju APD.
Seiring kebutuhan pembuatan APD meningkat, alhasil harganya sampai sekarang menyentuh Rp1,2 juta. Hanya hitungan hari saja sudah naik Rp 700 ribu dari harga normal.
“Ya mau gimana lagi harus kain jenis spunbond ini yang dibuat,” pungkasnya.
Dalam proses pembuatan baju APD juga harus tersedia resleting, dan karet. Sementara ini harganya masih relatif stabil.
Misalnya resleting dalam 1 gulungan sepanjang 100 meter Rp750 ribu dan 1 roll karet Rp40 ribu.
Dari harga tersebut lanjut dia kemungkinan bakal mengalami kenaikan serupa kain.
“Beruntung di sini MAN 2 Model hanya bersifat membikin APD sesuai arahan Dinkes,” ujarnya,
Dana untuk membeli bahan itu berasal dari kemurahan hati para donatur. Sifatnya sukarela dan tidak mengikat.
Setelah rampung dibikin, APD akan langsung didistribusikan ke Rumah Sakit (RS), Puskesmas, dan Instasi yang langsung berinteraksi dengan virus Corona.
“Kami juga tak sembarang mendonasikan baju APD ini. Harus menggunakan mekanisme tertentu baru kami mau,” tegasnya.
Ia menyadari kebutuhan APD makin mendesak sekalipun harga bahannya kian menyesakkan.
Belakangan, banyak donatur yang lebih mengarahkan bantuannya untuk menyalurkan dana.
Penyaluran APD sampai hari ini diarahkan pada 19 instansi maupun RS sebanyak 195 buah. Itu mencakup instansi dari luar Banjarmasin.
“MAN 2 Model melakukan ini juga untuk membantu masyarakat dan pemerintah dalam menanggulangi pandemi Covid-19,” jelas dia.
Bantuan yang diberikan, kata dia, wujud bentuk kepedulian bersama antara donatur dengan MAN 2 Model Banjarmasin.
Dengan bantuan-bantuan itu ia berharap tenaga medis lebih dapat terlindungi dan mendapatkan rasa aman selama menangani pasien Corona.
Reporter: Bahaudin Qusairi
Editor: Fariz Fadhillah