apahabar.com, PELAIHARI – Disuguhi laporan copy paste, Komisi II DPRD Tanah Laut meradang. Ketua Komisi 2 DPRD Tala, Edy Porwanto mewanti-wanti agar kejadian itu tidak lagi berulang.
Bagaimana tidak meradang, dalam sidang paripurna DPRD dengan agenda penyampaian saran dan rekomendasi DPRD terhadap laporan keterangan pertanggungjawaban Bupati Tala tahun 2019, Kamis, (30/4), laporan yang disuguhkan, isinya sama persis dengan tahun 2018. Mulai tanda baca, titik koma hingga angka-angkanya.
Edy Porwanto usai sidang mengungkapkan, “Kami menemukan 12 item laporan pertanggung jawaban tahun 2018 dan 2019 yang sama persis.”
Data copy paste itu yakni anggaran pada Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, di mana pada alokasi dan realisasi anggaran belanja Langsung Rp1.1621.710.700 terealisasi Rp1.476.519.312 atau 91,05 persen. Kemudian di Disdikbud pada tingkat pencapaian 86.68 persen pada DPA Disdikbud. Sektor pariwisata, produksi perikanan, dan pertanian.
“Cukup kaget karena data yang disampaikan sama dengan tahun sebelumnya. Ada selentingan kabar jika anggota dewan ini diberikan buku besar tentang LKPJ dan tebal, mungkin dianggap tidak mungkin terbaca oleh dewan. Nah komisi dua bersama mencermatinya dan hasilnya ditemukan data yang sama. Itu baru temuan yang berhubungan komisi dua, belum tahu kalau komisi satu dan tiga, apakah juga ada temuan,” kata Edy.
Edy berharap, Bupati dan jajaran untuk lebih teliti kembali.
“Dengan laporan dan data yang sama bagaimana mengambil kesimpulan dan bagaimana merencanakan ke depan dengan data-data seperti itu,” tutup Edy.
Bupati Tala Sukamta usai mengikuti jalannya sidang paripurna kepada sejumlah awak media mengatakan, semua yang jadi temuan komisi dua harus diperbaiki, di samping ada rekomendasi-rekomendasi yang sifatnya teknis dan administratif terutama menyangkut keakuratan data-data SKPD.
“Berharap SKPD punya data yang akurat dan aktual, karena itulah menggambarkan kinerja SKPD, sehingga potret kinerja bisa dipertanggung jawabkan,” kata Sukamta.
Sukamta mengakui ada SKPD yang datanya sama persis dengan tahun sebelumnya.
“Memang pada sektor ekonomi yang setiap tahun selalu terkoreksi, karena ada sumber-sumber yang belum masuk maka pasti tidak sama datanya,” jelasnya.
Reporter: Ahc14
Editor: Muhammad Bulkini