apahabar.com, BANJARMASIN – Hari Pertama pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Banjarmasin berjalan amburadul.
Sejumlah kendaraan masih bisa menerobos masuk barikade. Sejumlah posko tampak tak dijaga petugas. Yakni, posko di Kilometer 6 dan kawasan Sungai Lulut.
Sejatinya, saat PSBB akses pintu keluar masuk ke kota Banjarmasin diperketat.
Warga wajib menggunakan masker, tak boleh berboncengan, hingga membatasi penumpang di dalam mobil.
Namun kenyataan di lapangan malah berbeda. Pengawasan terbilang minim. Aktivitas warga di beberapa lokasi masih berjalan seperti biasanya.
Alat thermo gun untuk mengukur suhu badan hanya satu disediakan setiap pos.
Padahal jumlah warga yang melintas mencapai ratusan orang tiap waktunya.
Juru Bicara Tim Gugus Tugas P3 Covid-19 Banjarmasin, Machli Riyadi mengakui pihaknya kewalahan akan jumlah warga masuk.
Belum lagi dengan ketersediaan alat thermo gun yang minim.
“Itu tidak efektif dilakukan screening di sana karena kebanyakan orang lewat jadinya thermo gun tak bisa,” ujarnya.
Apalagi diakui Machli hari pertama pelaksanaan PSBB di Banjarmasin memang tak berjalan mulus seperti yang dibayangkan.
PSBB hari pertama ini rupanya bukan ajang menerapkan screening ketat. Melainkan uji coba belaka.
Sebab, lanjutnya, pola itu tak cocok jika diterapkan di kawasan perbatasan.
Lebih cocok diterapkan di kawasan bandar udara atau pelabuhan.
Di posko PSBB Banjarmasin, pengendara roda dua dihentikan. Mereka diminta duduk sambil mengisi formulir dan wawancara petugas.
“Pola screening hari ini akan kami evaluasi kembali, karena tidak efektif,” tegasnya.
Ke depan, Machli ingin kegiatan screening kepada warga harus jelas.
“Satu petugas menangani ini dan lainnya juga begitu,” jelasnya.
Jika Dinkes hanya terfokus kepada thermo gun di posko PSBB, otomatis kerjaan lainnya bakal terbengkalai.
“Misalnya screening di rumah orang yang ODP akhirnya tak dikerjakan,” tuturnya.
Sebagai informasi, ada empat posko yang dibangun Pemkot Banjarmasin saat PSBB Covid-19. Antara lain di kawasan Jalan Ahmad Yani Km 6, Kayutangi Ujung, Sungai Lulut dan Lingkar Selatan.
Machli mafhum jika PSBB hari pertama berantakan, seperti kota besar lain yang sudah lebih dulu menerapkan.
Diduga masih banyak warga yang tidak mengetahui adanya pelaksanaan PSBB di Banjarmasin.
“Kita lihat di TV hari pertama pelaksanaan PSBB emang amburadul,” imbuhnya.
Reporter: Bahaudin Qusairi
Editor: Fariz Fadhillah