apahabar.com, BANJARMASIN – Ada dilema tersendiri saat hari pertama pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Banjarmasin.
Saat PSBB, jumlah kasus Covid-19 di Banjarmasin malah bertambah delapan orang.
Pada Jumat (24/4), jumlah kasus positif Covid-19 menjadi 40 pasien, lima di antaranya sembuh, dan lima lainnya meninggal dunia.
Sedangkan kasus positif baru muncul di lima kelurahan. Antara lain Kuin Selatan, Pasar Lama, Sungai Bilu, Sungai Andai dan Teluk Dalam.
“Sebaran kasus Covid-19 per kelurahan sudah mencapai 42,3 persen dari 52 kelurahan yang ada,” ujar Juru Bicara Tim Gugus Tugas P3 Covid-19 Banjarmasin, Machli Riyadi.
Kelurahan sisanya ada Kuin Utara sebanyak 4 kasus. Di bawahnya Kelurahan Pangeran, Sungai Andai, Pemurus Baru dan Seberang Mesjid dengan 3 kasus.
Dengan dua kasus terdapat Kelurahan Belitung Selatan, Pasar Lama, Pemurus Dalam, Pemulus Luar, Sungai Bilu dan Pasar Lama.
Sisanya Kelurahan Alalak Utara, Kuin Selatan, Teluk Dalam, Telaga Biru, Pekapuran Raya, Pekapuran Laut, Sungai Lulut, Kuripan, Pengambangan, Surgi Mufti, Sungai Miai dan Alalak Utara.
Sementara pasien dalam pengawasan (PDP) di Kota Banjarmasin sementara masih bertahan di empat kasus.
Keempatnya berasal dari Kelurahan Kuin Cerucuk, Antasan Besar, Alalak Utara.
Bertambahnya hanya di Orang Dalam Pemantauan (ODP) yang menjadi 582 kasus. Jumlah ODP ini mengalami penambahan 55 kasus dari sebelumnya.
Hari Pertama PSBB
Hari Pertama pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Banjarmasin berjalan amburadul.
Sejumlah kendaraan masih bisa menerobos masuk barikade. Sejumlah posko tampak tak dijaga petugas. Yakni, posko di Kilometer 6 dan kawasan Sungai Lulut.
Sejatinya, saat PSBB akses pintu keluar masuk ke kota Banjarmasin diperketat.
Warga wajib menggunakan masker, tak boleh berboncengan, hingga membatasi penumpang di dalam mobil.
Namun kenyataan di lapangan malah bertentangan. Pengawasan minim. Aktivitas warga di beberapa lokasi berjalan seperti biasa.
Alat thermo gun untuk mengukur suhu badan hanya satu disediakan setiap pos.
Padahal jumlah warga yang melintas mencapai ratusan orang tiap waktunya.
Juru Bicara Tim Gugus Tugas P3 Covid-19 Banjarmasin, Machli Riyadi mengakui pihaknya kewalahan akan jumlah warga masuk.
Sebelum PSSB resmi berlaku, Pemkot Banjarmasin memanfaatkan empat hari waktu guna simulasi.
Sejauh simulasi dilakukan, rupanya masih banyak warga yang berkeliaran di jalan. Mereka seolah tak takut pada ancaman virus mematikan itu.
Praktis, petugas dari Satpol PP pun memilih memakai rotan selayaknya perangkat yang dipakai polisi India merazia warganya yang nekat keluar rumah saat lockdown.
“Di PSBB tidak boleh ada warga keluar di saat malam hari. Jika keluyuran, maka kami tindak dengan pukulan kasih sayang menggunakan rotan seperti polisi India,” ujar Plt Kepala Satpol PP Banjarmasin, Ichwan Noor Chalik dihubungi apahabar.com, Kamis (23/4).
Reporter: Bahaudin Qusairi
Editor: Fariz Fadhillah