apahabar.com, RANTAU – Mulai pertengahan Maret 2020 perusahaan tambang batu bara di Kabupaten Tapin, PT. Antang Gunung Meratus (anak dari PT. Bara MultisuksessaranaTbk. (BSSR)) sudah menerapkan protokol pencegahan Covid-19 di lingkungan kerjanya.
Departement Head (Dep Head), Safety and Health Environment (SHE) PT. AGM, Bayu Eko mengaku seluruh lini, baik aktivitas karyawan ataupun area perusahaan tak luput dalam upaya pencegahan Covid-19.
“Sebenarnya kita sudah membentuk Satuan Tugas penanganan Covid-19 sebelum Tim Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Tapin dibentuk. 17 Maret sudah di bentuk,” ujarnya kepada apahabar.com, belum lama ini.
Dalam upaya pencegahan itu, sarana pengangkutan karyawan, sopir pengangangkut batu bara hingga nahkoda tongkang sudah masuk dalam pengawasan protokol pencegahan Covid-19 di PT. AGM yang memiliki karyawan ribuan itu.
“Adapun misalnya bilik sterilisasi di depan kantor, tempat cuci tangan, mensterilkan mereka buat keluar masuk lah,” ungkap Bayu merinci protokol pencegahan Covid-19.
Sebagai Dep Head SHR, Bayu sudah mengantisipasi kemungkinan pintu masuk penularan dari manusia ke manusia. Sampai sekarang, kata dia, aktifitas karyawan bepergian dipantau, khususnya yang keluar masuk wilayah luar daerah Tapin.
“Apabila karyawan cuti dan pergi ke daerah atau sudah berada di red zone Covid-19 mereka kami tahan dan kalau bisa work home gitu, begitupun sebaliknya yang sudah berada di Tapin menetap disini. Hal ini diberlakukan sampai pandemi ini selesai,” terang Bayu.
Dijelaskannya, keluar masuk nahkoda tongkang yang dinilai memiliki resiko membawa virus juga tak luput dari pengawasannya. Para nahkoda itu harus memiliki surat keterangan sehat dari puskesmas dan pasti tak ada gejala Covid-19.
“Setiap hari kru kapal ini kita periksa temperatur suhu tubuhnya,” ujarnya.
“Nah, ini untuk area kerja kita disinfektan. Dalam bus, kendaraan kecil termasuk dek kapal tongkang juga kita lakukan spraying disinfektan,” aku Bayu.
Tentu saja, inisiatif yang dilakukan PT AGM ini untuk membantu pemerintah daerah dalam upaya pencegahan dan pemutusan rantai penyebaran Covid-19 khususnya di area kerja dan di Bumi Ruhuy Rahayu.
“Setiap hari kita update info, pelapor setiap hari ke board of director, manajemen kita di jakarta. Kalau pelaporan kayawan kita yang datang dari zona merah itu langsung ke pemerintah,” terangnya.
Untuk karyawan local, mereka kerja sama dengan puskesmas terdekat, adapun para medis yang dimiliki oleh PT. AGM, kantor di Desa Tatakan itu rupaya sebagai posko pengendalian. 2 orang perawat di sana.
” Perawat kita sudah bersetifikasi, 2 orang di sini. 5 orang di maining (pertambangan), di area sana juga ada 2 dokter, karena dia remote area,” jelas Bayu.
Pemberlakuan sosial distancing dan physical distancing tak hanya diberlakukan untuk internal perusahaan besar yang memiliki izin Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batu Bara (PKP2B) yang tembus ke kabupaten tetangga Hulu Sungai Selatan itu, juga diberlakukan untuk seluruh kontraktor PT. AGM termasuk dalam upaya pencegahan Covid-19.
Adapun update karyawan PT. AGM yang masuk dalam pengawasan Bayu, 3 orang tanpa gejala (OTG). Ia mengambil istilah BNPB pusat, untuk OTG adalah yang memiliki riwayat perjalanan di zona merah.
Reporter: Muhammad Fauzi Fadilah
Editor: Muhammad Bulkini