Tak perlu menunggu jadi hartawan untuk bisa membantu sesama. Ibarat kata, cukup sisihkan selembar kain, sudah besar manfaatnya demi membantu menyelamatkan nyawa di tengah pandemi Covid-19 saat ini.
Riyad Dafhi, BANJARMASIN
Lalu, bawa kain itu ke Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Bina Anak Nusantara (BANA) Banjarmasin.
Di tempat yang beralamat Jalan Kelayan B RT 4, Kelurahan Tanjung Pagar, Banjarmasin Selatan itu, kain tersebut siap diolah jadi masker.
Sebab, di sana sudah ada 16-20 orang penjahit. Mereka bekerja dari pukul 09.00 pagi hingga 17.00 sore.
Menariknya, penjahit di sini merupakan anak didik PKBM BANA Banjarmasin sendiri. Bekerja dengan sukarela, tanpa upah.
Selama ini, mereka sengaja dididik dalam rangka mengembangkan keahlian.
Harapannya, kelak keahlian itu dapat diandalkan jadi penopang hidup, setelah tak melanjutkan sekolah lebih tinggi.
Aksi solidaritas tersebut dimulai sejak 13 April tadi. Hingga hari ini, mereka sudah berhasil mengumpulkan ratusan masker dari kain.
Tapi ingat, kainnya harus baru, bukan kain bekas pakai.

Sherliana Oktavia.
“Kan niat kami untuk menghindarkan penyakit, bukan beresiko menyebarkan penyakit,” kata Sherliana Oktavia, Ketua Yayasan PKBM BANA Banjarmasin kepada apahabar.com, belum lama tadi.
Meski serba terbatas, namun semangat mereka untuk membantu warga patut diapreasi.
“Maunya sih setiap hari supaya hasilnya lebih maksimal tapi kami kekurangan orang, jadi pengerjaannya hanya bisa dilakukan Senin sampai Kamis,” terang Sherli.
“Kalau ada yang kepingin bantu-bantu, kami akan dengan sangat senang hati menerimanya,” tambah alumni UIN Antasari Banjarmasin ini.
Selain kain, PKBM BANA Banjarmasin sendiri membutuhkan sumbangan lain dalam bentuk materil dan non materil.
Lantas, saat ini masker yang sudah jadi akan segera dibagikan gratis ke masyarakat demi membantu pemerintah mencegah penyebaran Covid-19.
Sejauh ini pasien positif di Banjarmasin tertinggi di bandingkan 12 kabupaten/kota di Kalsel lainnya.
Dari data Gugus Tugas Pengendalian Penangangan (GTPP) Covid-19 Kalsel, Sabtu (11/4) pagi, di Banjarmasin terdapat 21 orang positif Covid-19.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mendukung inisiatif pemerintah berbagai negara yang mendorong masyarakat untuk mengenakan masker di tengah pandemi Covid-19.
Dukungan WHO ini muncul ketika ada penelitian ilmiah yang menunjukkan efek positif dari mengenakan masker dalam penyebaran virus corona.
Dengan begitu, selain pencegahan berupa mencuci tangan, menjaga jarak sosial (social distancing/physical distancing), serta melakukan pengujian cepat untuk mengidentifikasi dan mengkarantina mereka yang terinfeksi, penggunakan masker setidaknya ‘sanggup’ menyelamatkan nyawa manusia.
Panggilan Jiwa
Sosok Sherli memang dikenal punya jiwa sosial tinggi. Itu tergambar dari rekam aktifitasnya selama di bangku belajar.
Kini, bersama Pembina Yayasan PKBM BANA Banjarmasin, Deddy Permana dan Suwardi Sahlan, mereka telah beberapa kali membantu pengadaan ujian paket A, B dan C.
Dilakukan semata membantu anak putus sekolah agar dapat mendapatkan ijazah. Sehingga kelak dapat melanjutkan pendidikan ke lebih tinggi, atau sekadar syarat minimal kerja.
Lantas, apa yang memotivasi lulusan Sarjana Hukum Keluarga UIN Antasari ini?
Menurutnya semata dorongan hati. Hati Sherli pun tergugah untuk terus membantu masyarakat. Termasuk kepada mereka yang harus tetap bekerja di tengah wabah Covid-19.
Kegiatan di PKBM BANA Banjarmasin sendiri dilakoni bukan jadi mata pencaharian Sherli.
Sebab, ia sudah punya pekerjaan tetap sebagai karyawan di perusahaan swasta Banjarmasin.
Jauh di lubuk hatinya tak ada sedikit terbesit memanfaatkan momentum Covid-19 dapat tenar atau lainnya.
Tapi niat perempuan berusia 28 tahun ini tulus ingin membantu, mengharap rida Allah SWT.
“Jiwa saya merasa terpanggil melihat saudara kita yang membutuhkan dan ingin melindungi mereka dari sebaran virus Corona,” tegas perempuan kelahiran Jakarta ini.
Editor: Ahmad Zainal Muttaqin