apahabar.com, BATULICIN – Bupati Tanah Bumbu, Sudian Noor, menjawab tudingan dan kritik dari sejumlah pihak terkait wacana pembubaran posko Covid-19 di kawasan perbatasan.
Sudian membantah beredarnya informasi penutupan posko pemeriksaan di kawasan perbatasan Kabupaten Tanah Bumbu. Pemerintah, kata dia, hanya mengganti mekanismenya saja.
“Untuk yang jaga adalah petugas Dinas Perhubungan. Dishub akan melakukan pemeriksaan keluar masuk kendaraan,” sebut Sudian melalui rilis resmi yang diterima apahabar.com, Senin (20/4) sore.
Politisi PAN itu mengatakan pihaknya akan memperketat pengawasan keluar masuk orang di lingkungan perdesaan.
Bupati mengungkapkan saat ini sejumlah Desa di Tanah Bumbu sudah membentuk Desa Tanggap Covid-19 sebagaimana Surat Edaran Kementerian Desa Pembangunan Daerah dan Transmigrasi (Kemendes PDT) Nomor 8/2020 tentang Desa Tanggap Covid-19 dan Penegasan Padat Karya Tunai Desa (PKTD).
Pembentukan Desa Tanggap Covid-19 akan melibatkan berbagai unsur seperti Ketua RT/RW dan pihak terkait lainnya.
“Desa Tanggap Covid-19 nanti ada gugus tugas desa, kemudian membentuk relawan desa, dan kegiatan penguatan sistem keamanan lingkungan,” sebutnya.
Sementara terkait kelengkapan APD di posko yang berada di desa, Sudian menerangkan itu akan menjadi kewenangan Dinas Kesehatan. Pihak desa, kata dia, hanya melakukan tugas pengawasan dengan mendata dan melaporkan orang yang masuk ke desa tersebut.
Sebelumnya, kritik yang ditujukan kepada Sudian Noor datang dari sejumlah wakil rakyat.
Anggota DPR RI, Syafruddin H. Maming menilai sejauh ini posko yang dibangun di kawasan perbatasan sudah sangat efektif untuk meredam penyebaran Covid-19. Menurut dia, pembubaran posko bukan solusi yang bijak.
Hal senada juga disampaikan Wakil Ketua DPRD Kalsel, M. Syaripuddin. Ia memandang posko di kawasan perbatasan harus terus diperketat.
Berdasarkan informasi yang diterima apahabar.com hari ini, posko Covid-19 di perbatasan Tanah Bumbu-Tanah Laut hari ini kosong, tak ada penjagaan sama sekali. Pun begitu dengan posko di perbatasan Tanah Bumbu-Kotabaru.
Editor: Puja Mandela