apahabar.com, BANJARMASIN -Ditetapkan sejak 24 April 2020 atau bertepatan 1 Ramadan 1441 Hijriah kemarin, Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Banjarmasin terus menuai kritikan dari masyarakat.
Kali ini, nada ‘sumbang’ datang dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Banjarmasin.
“Tidak bisa dipungkiri, banyak hal yang
harus dibenahi pemerintah kota (Pemkot) dalam penerapan PSBB di Banjarmasin. Di mana goal oriented-nya seharusnya pemutusan mata rantai Covid-19,” ucap Sekretaris Umum HMI Cabang Banjarmasin, Rizal Nagara melalui siaran pers yang diterima apahabar.com, Minggu (25/4) siang.
Rizal menuding PSBB Banjarmasin terkesan hanya sebagai ajang pencitraan dan gaya-gayaan, tanpa tujuan yang jelas.
“PSBB Banjarmasin sudah memasuki hari ketiga, namun hingga saat ini dampak penerapan sangat minim dirasakan masyarakat,” sebut Rizal.
Padahal di awal, kata dia, Pemkot Banjarmasin berjanji akan menyalurkan bantuan sebesar Rp 1,5 miliar per hari kepada masyarakat yang terdampak wabah virus Corona (Covid-19) ini.
“Akan tetapi, mengutip pernyataan dari Dinsos, sembako malah dibagikan pada Selasa, yang notabene merupakan hari kelima penerapan PSBB Banjarmasin. Ini sangat lucu,” terangnya.
Secara regulasi, sambung mantan Presma UIN Antasari ini, PSBB mengatur bahwa pemerintah bertanggung jawab memberikan bantuan pokok dan atau bantuan langsung kepada masyarakat terdampak Covid-19.
Selain itu, pemerintah juga dituntut mengurangi pajak dan retribusi daerah bagi para pelaku usaha, serta memberikan bantuan kepada karyawan yang terdampak pemutusan hubungan kerja (PHK) akibat Covid-19.
“Jangan dong cuma dijadikan sebagai kontestan pencitraan bahwa Pemkot sudah bergerak dan tegas. Jangan anggap enteng PSBB, jangan cuma andalkan ‘Polisi India’. Orientasi kita memutus mata rantai Covid-19 dan membantu masyarakat yang terdampak, bukan untuk mengorbitkan ‘Polisi India’,”.
“Sampai dengan hari ini, saya sangat lucu melihat tidak adanya kesiapan matang dari pemkot terkait PSBB. Padahal persiapan dan pengajuan sudah sangat lama. Kalau hanya sekedar menerapkan jam malam dan mengorbitkan ‘Polisi India’, mending tidak perlu PSBB, buang-buang anggaran Negara saja,” pungkasnya.
Reporter: Muhammad Robby
Editor: Ahmad Zainal Muttaqin