apahabar.com, MARTAPURA – Sebuah foto petugas medis berbaju hazmat lagi-lagi viral di media sosial.
Dari penelusuran media ini, foto itu rupanya diambil di Jalan Tanjung Rema, Martapura Kota.
Karena cepat menyebar luas, foto tersebut jadi perbincangan ramai warganet.
Banyak kabar sumir berseliweran. Sejumlah netizen menduga foto itu dokumentasi penjemputan pasien positif terpapar virus Corona.
Masih dari dugaan netizen, pasien yang dijemput salah satu jemaah klaster Gowa.
Bahkan kabar lain mengatakan yang bersangkutan menolak dibawa tim medis untuk dibawa.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 (GTPPC) Kabupaten Banjar, dr Diauddin membenarkan bahwa foto yang beredar itu di Tanjung Rema.
Peristiwa itu terjadi pada Jumat (17/4) kemarin. Namun ia memastikan bahwa yang terjadi sebenarnya bukanlah penjemputan. Namun tim medis melakukan rapid tes.
“Sebenarnya itu bukan penjemputan pasien positif virus Corona. Tetapi petugas medis hanya melakukan rapid tes,” ujar Dokter Dia, sapaan akrabnya, saat konferensi pers via daring, Sabtu (18/4).
Diterangkannya, yang di-rapid tes merupakan istri dari salah satu Klaster Ijtima Goa yang dikarantina di Ambulung, Banjarbaru.
Di Tanjung Rema, sebutnya, bukanlah rumah tempat tinggalnya. Melainkan rumah sang mertua.
“Kata utusan amir-nya jemaah (tablig) saat datang ke saya ke kantor protes, dia (utusan amir) menceritakan, bahwa yang bersanngkutan mengungsi ke tempat mertuanya karena kewalahan mengurusi anaknya, kemudian tetangganya protes dan melapor aparat desa,” paparnya.
Kemudian, lanjutnya menceritakan, aparat desa dan puskesmas setempat meminta yang bersangkutan agar tetap di rumah dan akan ada pemeriksaan rapid tes.
“Kemudian datanglah tim medis dengan pakaian lengkap, untuk dilakukan rapid tes. Sempat ribut di sana, karena keluarganya tidak terima karena datang dengan pakaian APD lengkap dan lain-lain,” jelasnya.
Padahal, jelasnya, menggunakan APD bagi tim medis adalah sesuai SOP. Hanya saja masyarakat tidak memahaminya.
“Namun akhirnya tetap diperiksa. Kemudian dilakukan uji swab, dan tinggal menunggu hasilnya saja,” sambung Dokter Dia.
Saat ini, tambah Dia, yang bersangkutan sudah diisolasi secara mandiri. Menungg hasil swab tes.
Dia merasa kasihan dengan mertuanya karena tidak bisa jualan lantaran keluarganya masing-masing takut mendekat.
“Sebenarnya yang kasihan itu ibunya (mertuanya) tidak bisa jualan. Tapi sudah dikoordinasikan dengan camat, mereka akan diberikan bantuan paket sembako,” pungkas Dokter Dia.
Reporter: Hendra Lianor
Editor: Fariz Fadhillah