apahabar.com, RANTAU – Jelang sahur tadi, cekcok berujung maut bikin geger warga Tapin, Kalimantan Selatan.
Insiden berdarah itu terjadi di Desa Antasari, Kecamatan Tapin Utara, Selasa (5/5) sekitar pukul 01.00.
Meminjam laporan polisi, cekcok itu diduga berawal dari pelaku merasa terhina oleh perkataan korban.
“Informasi sementara. Dari pengakuan pelaku, ia dituduh korban sebagai informan polisi. Lantaran itu lah pelaku marah,” ujar Kapolsek Tapin Utara, Ipda Subroto Rindang Ari Setyawan ditemui apahabar.com.
Pelaku berinisial BA (36). Sedangkan korban berinisial H (36). Keduanya warga Kecamatan Tapin Selatan.
Sebelum pembunuhan, mereka asyik nongkrong bersama teman-temannya di sebuah rumah di Desa Antasari.
Tiba-tiba, pelaku yang kesal akibat tudingan korban itu keluar dari rumah. Sekembalinya ia sudah membawa sebilah pisau.
Cekcok pun terjadi. Singkat cerita korban mengalami lima mata luka tusuk. Nyawanya tak sempat tertolong.
“Korban meninggal dunia di tempat,” jelas kapolsek.
Mata luka yang bersarang di tubuh korban mencakup dada sebelah kanan, leher sebelah kiri, tangan sebelah kanan, tangan sebelah kiri.
“Dan luka dibagian jari sebelah kanan,” terang Subroto.
Kurang lebih 30 menit usai kejadian, pelaku berhasil diringkus. Beserta barang bukti pisau sepanjang 46 centimeter.
“Kini pelaku sudah diamankan di Polres Tapin, guna dilakukan penyelidikan lebih lanjut oleh Satuan Reskrim,” jelas Subroto.
Subroto sangat menyayangkana insiden berdarah di wilayah hukumnya. Terlebih dalam suasana Ramadan.
“Marilah sama-sama kita jaga ketertiban. Di bulan Ramadan ini marilah kita khusyuk beribadah kepada Allah SWT. Kita manfaatkan bulan penuh berkah ini sebaik-baiknya,” ajaknya.
Reporter: Muhammad Fauzi Fadilah
Editor: Fariz Fadhillah