apahabar.com, BANJARMASIN – Praktik pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Banjarmasin kembali mengundang kritik. Kali ini datang dari Supian HK.
Ketua DPRD Kalsel itu menyebut personel Satpol PP dan Dinas Perhubungan Banjarmasin memeriksa pengendara bak teroris.
Dalam pemeriksaan identitas warga, Supian menilai para petugas terlalu arogan dan terkesan tidak sopan.
“Saya melihat sendiri di malam pertama penerapan PSBB, saat pemeriksaan itu seperti menggeledah teroris,” kata Supian HK kepada apahabar.com, Jumat (1/5).
Supian ikut memantau pos perbatasan di Jalan Ahmad Yani Kilometer 6, saat penerapan PSBB malam pertama. Ia turun langsung untuk melihat sendiri cara petugas memberlakukan pengendara.
Terlebih kala petugas memeriksa identitas pengendara yang berboncengan lawan jenis. Seolah-olah mereka seperti sedang melakukan razia penyakit masyarakat atau pekat.
Tak berhenti di situ, petugas dari Satpol PP dan Dinas Perhubungan Kota Banjarmasin juga dinilai tidak semestinya memeriksa kelengkapan kendaraan pengendara. Baik SIM maupun STNK.
“Karena itu bukan merupakan kewenangannya,” jelas Supian.
Menurut Supian, hal itu tidak relevan dengan pemeriksaan kekarantinaan kesehatan dan jam malam.
“Saya sebagai ketua DPRD jujur sangat prihatin dengan sikap petugas dari instansi tersebut di malam pertama penerapan PSBB,” tambahnya lagi.
Petugas menurutnya sudah seharusnya bekerja dengan optimal namun tidak melupakan etika dan tata karma ketika berhadapan dengan masyarakat.
Terlebih pemeriksaan bukan untuk mencari penjahat. Namun lebih untuk mengawasi arus masuk dan keluar Kota Banjarmasin dalam rangka menekan potensi penyebaran virus Corona.
Di Banjarmasin, PSBB mulai diberlakukan sejak 1 Ramadhan atau 24 april lalu. Supian sudah tiga kali turun memantau. Dari titik-titik perbatasan hingga kawasan Jalan Ahmad Yani Kilometer 6.
Yang terakhir Supian memantau bersama Kapolda Kalimantan Selatan, Irjen Pol Yazid Fanani, Sekretaris Daerah Provinsi, Abdul Haris Makkie, serta unsur Forkopimda lainnya di tingkat provinsi dan Kota Banjarmasin.
Dari pantauan yang ketiga di saat perbatasan hanya dijaga oleh petugas dari TNI/Polri, ia justru melihat hal yang berbeda dan lebih positif dibandingkan sebelumnya.
“Maaf, saya bukannya mengecilkan peran Satpol PP dan Dinas Perhubungan, namun ini fakta dan kenyataan di lapangan, ketika hanya dijaga oleh TNI/Polri justru tidak ada arogansi,” ungkapnya.
Ia berharap ke depan para personel Satpol PP dan Dinas Perhubungan Kota Banjarmasin dapat belajar caranya menghadapi warga dengan lebih sopan dan tentunya mengedepankan etika.
Reporter: Rizal Khalqi
Editor: Fariz Fadhillah