apahabar.com, MARABAHAN – Sekalipun segera menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), Barito Kuala tidak menugaskan petugas ala ‘Polisi India’.
Jadwal PSBB di Batola, telah diputuskan bersama Pemprov Kalimantan Selatan, Pemko Banjarbaru dan Pemkab Banjar.
PSSB ketiga daerah penyangga Banjarmasin sebagai penyangga ibu kota provinsi ini, dimulai 16 Mei 2020 pukul 00.01 Wita.
“Sekalipun tidak siap, semua harus siap menerapkan PSBB. Makanya kami sudah melakukan persiapan awal dan memanfaatkan waktu tersisa untuk sosialisasi kepada masyarakat,” sahut Bupati Batola, Hj Noormiliyani AS, Rabu (13/5).
PSSB di Batola diterapkan di semua kecamatan, terkhusus 7 kecamatan yang dinyatakan menjadi zona merah lantaran mengonfirmasi lebih dari 1 pasien positif Covid-19.
“Secara garis besar, dilakukan pembatasan aktivitas masyarakat dengan pemberlakuan jam malam mulai pukul 21.00 hingga 06.00 Wita,” papar Noormiliyani.
“Selama jam malam, otomatis seluruh kegiatan masyarakat di luar rumah tidak diperbolehkan, kecuali sakit dan harus ke rumah sakit,” sambungnya.
Perbatasan juga diperkuat, plus penambahan lima pos baru. Adapun posko yang diperkuat adalah perbatasan Kalsel dengan Kalimantan Tengah di Anjir Pasar dan Tabukan, serta dengan Tapin di Bakumpai.
Kemudian dibuat posko baru di Alalak yang berbatasan dengan Banjarmasin. Jejangkit dan Mandastana yang bertetangga dengan Banjar, serta perbatasan Kalteng di Wanaraya.
“Bahkan perbatasan Jejangkit dengan Banjar ditutup total. Penutupan ini bukan masalah, mengingat sejumlah bidang pekerjaan diharuskan libur selama dua pekan, termasuk Aparatur Sipil Negara (ASN),” tegas Noormiliyani.
Selain di darat, pengawasan perairan dilakukan Satpolair Polres Batola, terutama feri penyeberangan di Jelapat, Muara Tamban, Tabukan dan Kuripan.
Sementara lalu lintas batu bara di Sungai Barito tetap berjalan. Tetapi semua tugboat dan Anah Buah Kapal (ABK) dilarang berhenti di semua wilayah batola.
Sedangkan feri penyeberangan yang menghubungkan antar daerah dalam Batola juga diperbolehkan beraktivitas, kecuali berhubungan langsung dengan kabupaten/kota lain.
Kendati demikian, PSBB di Batola diusahakan tetap berlangsung humanis. Gaya ala ‘Polisi India’ yang memukul warga tidak patuh aturan, juga tidak diadopsi.
“Kami takkan menggunakan gaya ala ‘Polisi India’, tetapi menekan sikap persuasif dan membina. Namun disisi lain, kami juga meminta masyarakat agar disiplin menjalankan aturan,” tukas Noormiliyani.
“Misalnya sikap aparat kepada pedagang dan penjual yang tidak memakai masker di pasar. Bukan malah membentak-bentak, tetapi aparat bisa menawarkan masker gratis,” tandasnya.
Reporter: Bastian Alkaf
Editor: Syarif