apahabar.com, BANJARMASIN – Pandemi Covid-19 benar-benar bikin tekor PDAM Bandarmasih.
Pasalnya, tingkat penggunaan air bersih di perhotelan menurun drastis.
Dalam kondisi itu penyebabnya tidak lain adalah merosotnya tingkat hunian hotel.
Banyak karyawan tempat penginapan dirumahkan hingga terkena pemutusan hubungan kerja (PHK).
Senior Manajer Sekretaris PDAM Bandarmasih, Sudrajat mengakui turunnya tagihan air golongan niaga seperti perhotelan dan tempat hiburan menurun tajam.
Sebelum Corona mewabah, Duta Mall Banjarmasin, contohnya, kerap rutin membayar tagihan air bersih mencapai Rp260 juta.
“Kali ini hanya separuhnya saja atau bahkan tidak mencapai 50 persen,” jelas dia kepada apahabar.com, Selasa (5/5).
Contoh lainnya adalah Hotel Rattan In Banjarmasin. Tempat penginapan di Jalan Ahmad Yani Km 5,5 itu biasanya bayar tagihan air sekitar Rp40 juta.
“Iya ada penurunan bisa sampai separuhnya karena tingkat hunian hotel tidak ada dan okupansinya juga turun,” ujarnya.
Ia menerangkan kondisi ini bakal bebuntut panjang ke bulan selanjutnya mengingat belum ditemukannya vaksin Covid-19.
Namun penurunan tagihan airnya tak mungkin di bawah angka Rp300 ribu. Sebab standar golongan niaga membayar segitu untuk pemakaian air sebanyak 15 kubik.
Artinya air tak digunakan pun hotel wajib melunasi iuran sebesar Rp300 ribu setiap bulannya.
“Mungkin hotel tidak menerima tamu sama sekali jadi penurunan bayar tagihan air bisa lebih tajam lagi,” tegasnya.
Meski begitu, Sudrajat menerangkan tidak semua golongan niaga yang mengalami penurunan bayar tagihan air bersih ke PDAM Bandarmasih.
Golongan niaga lainnya seperti rumah sakit dan puskesmas malahan alami peningkatan karena aktivitas disana kebanyakan untun penanganan pasien gejala Covid-19.
“Seperti RSUD Ulin semakin banyak karena memang fokus utama penanganan pasien Covid-19 terfokus di sana,” ucapnya.
Di sisi lain, Sudrajat menerangan untuk warga yang bekerja dari rumah work from home (WFH) mengalami peningkatan pembayaran tagihan air. Peningkatannya sekitar setengah persen dari biasanya.
Sebab langkah Pemkot Banjarmasin dalam memutus mata rantai penyebaran ini mengharuskan warga melakukan segala aktivitas di rumah saja.
“Karena konsentrasi warga lebih di rumah daripada di luar,” tuturnya.
Reporter: Bahaudin Qusairi
Editor: Fariz Fadhillah