apahabar.com, BATULICIN – Wabah Covid-19 memberikan dampak yang cukup serius untuk kelangsungan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di berbagai daerah.
Terkait hal itu, belum lama ini Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kotabaru berkonsultasi ke DPRD Tanah Bumbu untuk meminimalkan dampak tersebut.
“Kunjungan kami kesini, ingin mencari tahu bagaimana penanganan dampak sosial dari wabah Covid-19 terhadap UMKM yang ada di Kabupaten Tanah Bumbu,” ungkap Sekretaris Komisi II DPRD Kotabaru, Awaluddin.
DPRD Tanah Bumbu pun mengundang Kepala Dinas Perdagangan dan Industri, H Deny Haryanto, untuk memberikan penjelasan.
Deny Haryanto menerangkan pihaknya sudah melakukan kerja sama dengan para tukang jahit dan penenun kain untuk pembuatan masker.
Kerja sama tersebut dilakukan agar para usaha UMKM seperti penjahit bisa bekerja walaupun di tengah pandemi Covid-19.
“Agar roda perekonomian berputar, kami bekerja sama dengan para tukang jahit untuk pembuatan masker. Dan bahan bakunya kami ambil dari para penenun tradisional,” terang Deny.
Memang masker yang mereka buat harganya cukup tinggi dari harga masker yang ada di pasaran, yakni Rp 8 ribu perlembarnya. Namun hal itu diharapkan dapat memicu berputarnya perekonomian.
Selain itu, terang Deny, pihaknya juga memantau harga sembako yang ada di pasaran.
“Barang yang kenaikannya cukup tinggi akan kami pantau, apakah sesuai dengan harga jual atau terlalu banyak keuntungan yang mereka raih,” jelasnya.
Apabila ditemukan harga sembako yang melebihi atau menjual dengan harga yang sangat jauh dari modal, maka akan diberikan peringatan kepada para penjualnya.
Pihak DPRD Kotabaru mengaku cukup puas dengan penjelasan yang diberikan Kepala Disdagri Tanah Bumbu.
Mereka akan menindaklanjuti dan melakukan koordinasi dengan dinas terkait yang ada di Kabupaten Kotabaru tentang penanganan yang dilakukan Pemkab Tanah Bumbu.
Kegiatan juga dihadiri anggota DPRD Tanah Bumbu di antaranya I Wayan Sudarma dan Hj Hamsiah.
Sedangkan dari Komisi II DPRD Kotabaru yang berkunjung adalah Jerry Luminta, Awaluddin, H Masiara Amin, Tajudiennor, Mustakim, Hj Alfisah, Bahrul Ilmi, Geriyanto, Zainal Abidin dan Nurtaibah.
Editor: Puja Mandela