apahabar.com, BANJARMASIN – Penyebaran virus Corona (Covid-19) di Banjarmasin kian menguatirkan.
Terbaru, paparan virus asal Wuhan itu sudah sampai ke lingkungan Pemerintah Kota Banjarmasin.
Penyelisikan media ini, ditemukan tiga pegawai positif Covid-19. Dua di antaranya berstatus aparatur sipil negara (ASN) di Satpol PP dan Dishub Banjarmasin.
Dengan begitu, kini ketiganya termasuk dari 468 pasien terpapar Covid-19 yang menjalani perawatan di ruang isolasi mandiri.
“Dua petugas Satpol PP dan satu anggota Dishub,” ujar Ichwan Noor Chalik pimpinan dari kedua Instansi ini.
Dilaporkan, petugas Satpol PP memiliki total 200 personil. Sedangkan Dishub lebih sedikit dari jumlah itu.
Karenanya, Ichwan segera mengusulkan ke Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat supaya me-rapid tes seluruh anggotanya.
Namun hingga saat ini, usulan tersebut disebut belum mendapat respons Dinkes Banjarmasin.
“Ya kita langsung melapor kepada pak Wali, karena kalau masih belum di-rapid, kita jangan turun lagi ke lapangan,” tegasnya.
Tambah 103 Kasus, Semua Kelurahan di Banjarmasin Kini Zona Merah!
Ichwan tak menampik seringnya mereka turun ke lapangan untuk berjaga di posko pembatasan sosial berskala besar kemarin membuat mereka rentan terpapar Covid-19.
Pantauan apahabar.com sebelumnya, di sana satu per satu kartu tanda penduduk (KTP) mereka periksa.
Sayangnya tugas itu dilakukan tanpa dukungan alat pelindung diri yang memadai terkecuali masker.
Tak cuma itu, aparat dari Satpol PP dan Dishub termasuk yang paling razin turun ke pasar tradisional untuk memberikan imbauan.
Ichwan tak menampik selama bekerja anggotanya tak dibekali alat pelindung diri (APD) seperti sarung tangan karena keterbatasan anggaran.
“Tidak dilengkapi APD, bahkan anggaran kami dipotong untuk penanganan Covid-19,” ucapnya.
Jumlah pengidap Covid-19 di Banjarmasin kembali melonjak drastis.
Hingga kemarin (4/6) muncul 103 kasus baru. Jika ditotal, 580 kasus Covid-19 sudah bertebaran di penjuru ibu kota Kalimantan Selatan itu.
Sementara jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) mencapai 144 kasus dengan 432 orang dalam pemantauan (ODP).
Praktis, lonjakan drastis ini membuat semua atau 52 kelurahan di Kota Seribu Sungai masuk zona merah.
Editor: Fariz Fadhillah