apahabar.com, BARABAI – Pemuda asal Pegunungan Meratus di Hulu Sungai Tengah (HST), Dani, termotivasi mempunyai Kartu Indonesia Sehat (KIS), karena dapat digunakan di seluruh pelosok Indonesia.
Itulah yang membuat Dani bergegas mendaftar sebagai peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) segmen mandiri.
Pemuda yang bercita-cita menjadi anggota TNI ini awalnya mengaku tidak mengetahui manfaat KIS sama sekali. Bahkan sempat tidak tertarik untuk mendaftar program JKN itu.
Namun, saat ada kejadian tetangganya yang terkena musibah beberapa waktu lalu, dia mengetahui ternyata memiliki KIS sangatlah membantu pada saat seperti itu.
“Tetangga saya pernah kena musibah, untungnya ada KIS yang bisa menggratiskan biayanya,” ucap Dani.
Dani merasa lega karena sudah mempunyai KIS. Dia terdaftar per Juni 2020 lalu. Ia juga sudah berencana jika nantinya telah diterima menjadi TNI, dia tak perlu khawatir lagi untuk memikirkan kesehatannya meskipun ditugaskan di manapun.
Tak hanya itu, selain sudah terdaftar, ia juga akan tetap berkomitmen dalam membayar iuran setiap bulannya.
“Yang jelas semoga istiqomah bayar iurannya, dan di dekat rumah ada warung yang bisa bayar BPJS,” tutur Dani.
Secara tidak langsung, prosedur penggunaanya pun juga telah dipahami Dani.
“Asalkan kartu aktif, pasti biaya berobat tidak ada,” ujar Dani.
Dani menganggap bahwa prinsip gotong-gotong-royong sangat diperlukan jika ada peserta yang sakit. Sehingga jika saling bantu satu sama lain, juga bisa menjadi amalan bagi sesama yang tak akan terputus.
“Kalau enggak kepakai malah bisa buat membantu yang lain,” jelas dia.
Meski baru sebulan menjadi Peserta JKN-KIS, Dani merasa bahwa kewajiban menjadi peserta seharusnya dimiliki oleh semua warga tanpa terkecuali.
Walaupun terhitung terlambat, namun ia bersyukur dapat tersadar untuk segera mendaftar.
Terlepas dari itu semua, menjadi peserta mandiri di antara mayoritas Penerima Bantuan Iuran (PBI) di daerahnya, tak membuatnya merasa iri terhadap lainnya.
Pasalnya, jika memiliki rezeki lebih dan dirasa mampu untuk membayar iuran peserta secara mandiri.
“Saya bangga akan hal itu. Ke depannya saya harap agar Program JKN-KIS dapat berjalan lebih maju,” tutup Dani.
Editor: Muhammad Bulkini