apahabar.com, BANJARBARU – Panitia kurban di Masjid Jami Hidayatul Muhajirin Banjarbaru menjamin pelaksanaan kurban steril dari paparan Covid-19.
Pasalnya, untuk bisa masuk ke dalam lingkungan masjid sendiri, baik panitia maupun warga musti lolos dari pemeriksaan suhu tubuh dan melewati bilik disinfektan.
Selain itu, juga ada penerapan physical distancing atau jaga jarak 1 hingga 1,5 meter. Tak lupa wajib menggunakan masker.
“Ini sesuai SE Kemenag, jadi panitia dan warga semua wajib menerapkan protokol kesehatan Covid-19,” ujar Sekretaris Badan Pengelola Masjid Jami Hidayatul Muhajirin Banjarbaru, Ari Fansyah kepada apahabar.com, Kamis (30/7) sore.
Bahkan, lanjut Ari, dibuatkan pembatas khusus antara panitia dan warga, sehingga tidak ada sentuhan fisik.
“Dibuatkan tempatnya khusus, ada pembatasnya, jadi warga tinggal taruh kupon dan ambil,” jelasnya.
Akan ada 25 ekor sapi yang akan disembelih, dan kemudian dagingnya dibagikan kepada 17 rukun tetangga (RT) dengan total 1.250 orang.
Lantas, bagaimana jika nanti akan terjadi kerumunan massa saat mengambil pembagian daging kurban?

Panitia kurban di Masjid Jami Hidayatul Muhajirin Banjarbaru menyiapkan pembatas antara panitia dan warga. Foto-apahabar.com/Nurul Mufidah
“Kami batasi, hanya 60 orang yang boleh masuk lingkungan masjid, jadi kita ada 6 jalur, 1 jalur 10 orang dengan dibuatkan garis batas physical distancing, sehingga semuanya teratur,” jelasnya.
Sedangkan jika ternyata warga yang datang melebihi kuota tersebut, maka jelas tidak diperbolehkan masuk lingkungan masjid atau hanya diperbolehkan menunggu di depan pagar masjid.
“Kalau membludak kita tutup pagar masjid, kita mengutamakan masyarakat umum tapi kita juga memperhatikan kesehatan panitia,” tegasnya.
Dijelaskan Ari, adapun teknis pembagian daging kurban tersebut, dimulai dari pukul 16.30 hingga 18.00 Wita dengan sebelumnya telah dibagikan kupon.
Ari juga menyampaikan, seluruh hewan kurban bebas dari penyakit, karena sebelum disembelih telah dilakukan pengecekan terlebih dahulu terhadap hewan kurban oleh tim Dinas Peternakan.
“Setelah disembelih juga di cek, seperti bagian hatinya itu, layak konsumsi atau tidak,” pungkasnya.
Editor: Aprianoor