apahabar.com, KOTABARU – Keuletan Achmed Fuaddi Yustindra di tanah rantau bagus untuk ditiru pemuda masa kini.
Baru 23 tahun, pemuda satu ini sudah dipercaya menjadi karyawan Nationale Nederlanden N.V. Japan, salah satu perusahaan terkemuka di Tokyo Jepang.
Tentu saja penghasilan puluhan juta diraup tiap bulannya oleh Fuaddi, pemuda asal Pulau Laut, Kalimantan Selatan itu.
Pulau Laut adalah sebuah pulau di Kabupaten Kotabaru. Kawasan ini adalah sebuah pulau terbesar di sekitar Pulau Kalimantan.
Secara administrasi, pulau yang memiliki 6 buah kecamatan, 75 desa, dan 4 kelurahan itu berjarak sekitar 5.015 kilometer jauhnya dari Tokyo, tempat tinggal Fuaddi kini.
Dihubungi apahabar.com via panggilan video whatsApp, Fuaddi bisa ke Jepang lantaran memiliki keahlian di bidang informasi, transaksi, dan elektronik (ITE).
Fuaddi telah merantau selama lima tahun di negeri matahari terbit itu. Mulanya, ia mendapatkan beasiswa kuliah ke Jepang.
Beasiswa itu dari Asia Pacific University (APU) di Kota Beppu, Prefektur Oita. Kuliah S1 jurusan manajemen internasional selama tiga tahun, ia kemudian bekerja di perusahaan itu selama dua tahun.
Tak cuma itu, berkat kerja kerasnya, pemuda kelahiran Kotabaru, 5 Desember 1996 silam ini juga mendapatkan bonus istimewa dari perusahaannya untuk melanjutkan pendidikan S2 di Amerika Serikat.
Fuaddi, pemuda ramah senyum ini, mulanya tak mau kiat suksesnya bertahan hidup di Jepang itu dipublikasikan ke media massa.
Setelah dibujuk rayu, akhirnya ia luluh. Motivasinya, ia ingin para pemuda di Indonesia, khususnya Kotabaru, memiliki semangat yang tinggi menuntut ilmu, dan bekerja keras.
“Ini semua berkat doa, dan dukungan orang tua saya yang saat ini berada di Kotabaru,” tuturnya.
Menariknya, sembari bekerja di Negeri Sakura Fuaddi diam-diam terpikat oleh seorang wanita Jepang.
“Meski dari kalangan menegah ke atas, tapi mau menerimanya apa adanya. Mengerti, dan saling support,” kesan Fuaddi terhadap dambaan hatinya itu.
Delapan bulan kenal, keduanya terlanjur betah. Terlebih, kata dia, dambaan hatinya itu seorang mualaf.
“Dia pernah ke Indonesia untuk program dari kampus,” jelas Fuaddi.
Tertarik dengan kehidupan orang Indonesia, sang pujaan hati kemudian memutuskan berpindah dari keyakinan lama.
“Masuk Islam karena merasa tersentuh, ia juga mengenal agama islam dari kampusnya. Soalnya, ada pelajaran tentang Islam,” tutur Fuaddi.
Enggan berpikir panjang lagi, Fuaddi menyatakan keseriusan hatinya ke sang wanita. Prosesi tunangan lantas dilangsungkannya dalam suatu perjalanan dari Tokyo. Tepatnya di atas kereta.
Sang pujaan hati, kata dia, juga sudah bersedia untuk dibawa tinggal di Indonesia.
“Ya. Mungkin, lima atau enam tahun lagi di Jepang, baru nanti ke Indonesia kami,” ujarnya.
Dalam waktu tak lama, keduanya berencana untuk naik pelaminan. Istimewanya, pernikahan itu rencananya akan dilangsungkan di Masjid Tokyo Jepang, tempat di mana Reino Barack dan Syahrini melangsungkan pernikahan.
Editor: Fariz Fadhillah