apahabar.com, BANJARMASIN – Hampir semua denyut usaha terdampak pandemik Covid-19. Tak terkecuali usaha penjualan bambu milik Supian (18), warga Sungai Baru, Banjarmasin Tengah.
Pada masa virus Corona, pria yang bermodal lulusan SMA ini sangat merasakan imbas bencana itu. Biasanya permintaan bambu 100 batang per hari, musim Covid-19 ia hanya mampu melayani 10 hingga 20 batang bambu sesuai permintaan.
Supian biasanya menaruh bambu dagangannya di samping Jembatan Dewi, depan pintu gerbang Sungai Baru. “Ketika Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sepi sekali, menjual 10 batang bambu aja sulit,” ujarnya.
Beruntung fase PSBB tak berlangsung lama dan sekarang digantikan dengan New Normal atau tatanan kehidupan baru. Dalam fase ini, Supian menaruh harapan kembali dengan dagangan batang bambu yang digelutinya dari usia 15 tahun tersebut.
Terbukti beberapa waktu saja, usahanya membuahkan hasil. Permintaan konsumen terus meningkat. Faktor ini diakuinya karena menjelang momen hari kemerdekaan yang diperingkati tanggal 17 Agustus setiap tahunnya.
Momen kemerdekaan RI ini sangat dirayakan masyarakat, tak kecuali warga Banjarmasin. Setiap pelosok sering menaikan bendera merah putih dengan bambu sebagai pondasi utama.
Dari sanalah, penjualan batang bambu laris dan kembali dilirik. “Alhamdulillah ada pernah 400 batang bambu yang dijual sehari tapi puncak awalnya biasanya diakhir Juli sampai mendekati tanggal 17 Agustus,” ucapnya.
Supian sendiri memesan batang bambu ini dari Loksado, Hulu Sungai Selatan (HSS).
Dari kaki Pegunungan Meratus itu bambu ditarik kapal berukuran sedang. Dalam sekali tarikan biasanya 6 rakit bambu yang mengandeng.
Waktu perjalanan hingga ke Banjarmasin mencapai 4 hari 4 malam. Satu rakit berisi 6.000 batang bambu. “Kendalanya air saja. Karena pengirimian mengikuti arus air pasang atau tidak,” pungkasnya.
Editor: Syarif