apahabar.com, BANJARMASIN – Teka teki di balik pekatnya Sungai Ahmad Yani, Kilometer 2, Kota Banjarmasin, akhirnya terjawab.
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Banjarmasin menemukan sumber limbah itu berasal dari toko di samping showroom mobil setempat.
Tokok yang menjual bahan-bahan pertanian ini sumber dari limbah B3 yang mulanya diduga oli bekas.
“Oli bekas mengalir ke sungai karena penampungannya di toko itu bocor,” ujar Kabid Pengawasan DLH Banjarmasin, Wahyu Hardi Cahyono kepada apahabar.com, Sabtu (25/7).
Wahyu telah meminta pemilik toko untuk menambal kebocoran tempat penampungan oli bekas tersebut.
Kemudian Senin depan (27/7), pihaknya akan memanggil pemilik toko untuk pembinaan dan membuat Surat Pernyataan Pengelolaan Lingkungan (SPPL).
“Kita berikan pengarahan dan membuat surat pernyataan bermaterai. Jika melanggar akan kami gugat,” tegas Wahyu.
Tak hanya itu, DLH juga telah mengetahui hasil uji laboratorium sampel limbah yang diambil saat pemeriksaan.
Di mana ternyata tidak hanya kandungan oli bekas, limbah itu juga berasal dari cairan kimia bahan-bahan pertanian yang dijual.
“Hasilnya minyak dan lemak semuanya di atas baku mutu air yang ditetapkan,” tegasnya lagi.
Sebelumnya, hampir sepekan terakhir warga diresahkan dengan keberadaan limbah yang mengendap di sungai jalan Ahmad Yani Km 2 Banjarmasin.
Endapan lumpur yang diduga kuat bercampur dengan oli bekas itu mengakibatkan air sungai menjadi coklat kehitam-hitaman, bahkan menimbulkan bau busuk.
Editor: Fariz Fadhillah