apahabar.com, BATULICIN – Pemprov Kalimantan Selatan (Kalsel) merencanakan program swab massal dengan seluruh kabupaten dan kota se Kalsel.
Swab massal yang direncanakan bertujuan untuk memutus mata rantai persebaran Covid-19 yang masih tinggi di setiap daerah.
Seluruh pemerintah kabupaten dan kota se Kalsel diundang untuk mengikuti rumusan strategi dan menyatukan kesamaan visi bersama terkait rencana tersebut melalui rapat daring yang diselenggarakan pada Jumat (24/7) sore.
Rapat daring dipimpin Plt Kepala Badan Penanganan Bencana Daerah (BPBD) Kalsel, Roy Rizali, dari Kantor BPBD di Banjarbaru.
Pada kesempatan itu, Sekretaris Daerah Tanah Bumbu (Tanbu), Rooswandi Salem menanggapi berbagai strategi yang dipaparkan pihak Pemprov Kalsel.
Ia mengatakan sampai hari ini Tanbu memiliki peningkatan kesembuhan yang tinggi.
Dari sisi penanganan, sejak awal pihaknya sudah melakukan strategi penanganan yang komprehensif, karena itu Tanbu sempat memiliki angka positif yang cukup tinggi, akibat dari upaya pencarian yang benar-benar masif.
“Kita sudah melakukan rapid test massal sejak awal, kemudian melakukan pemilahan klaster yang merupakan upaya pencegahan sebelum berkembang lebih jauh di masyarakat, maka itu dilakukan karantina terlebih dahulu. Hingga dalam kondisi sekarang, Tanah Bumbu sudah mengalami penurunan kurva dari angka positif Covid-19,” beber Sekda.
Dalam hal penyiapan strategi, ucap Sekda, kendala yang dihadapi pertama yaitu masalah swab, namun pihaknya sudah melakukan upaya sebagai laporan kepada pihak provinsi dan kabupaten lain, bahwa Tanbu sudah memiliki dua unit PCR yang bisa melakukan tes swab.
“Pertama kita mendapatkan bantuan dari dana CSR perusahaan yang memberikan 1 unit PCR berikut dengan kelengkapannya. Adapun kapasitas dari PCR perusahaan ini mampu digunakan dalam 92 sample perhari,” ungkapnya.
Kemudian kedua, pihaknya turut bekerja sama dengan litbangkes yang ada di daerah ini serta mengembangkan peralatan yang ada di litbangkes dengan menambah peralatan penunjang agar bisa dimanfaatkan untuk pemeriksaan swab.
“Ini pun sudah berjalan dengan kapasitas 46 sample perhari,” terangnya.
Namun, yang jadi permasalahan saat ini ujar Rooswandi, di mana pasien yang sempat dikarantina sudah banyak yang menurun, lagi pula dari pasien yang bakal dilakukan swab berkurang dari jumlah sebelumnya.
“Sementara ini kita sudah memiliki kapasitas untuk melakukan swab dengan total hampir 150 sample perhari dari dua titik lokasi yang disiapkan. Artinya kami tidak akan memanfaatkan secara maksimal terhadap dua alat ini,” ujarnya.
Sebelumnya pihak Pemkab Tanbu sendiri sudah sepakat dengan Provinsi Kalsel yang akan menjadikan Tanbu sebagai Lab Swab yang bisa digunakan untuk membantu kabupaten terdekat.
“Misalnya limpahan data dari kabupaten lain yang tidak bisa dilakukan provinsi. Pemeriksaannya bisa dilakukan di Tanah Bumbu,” jelas Sekda.
Namun, ujar Sekda, permasalahannya terletak pada biaya operasional pemeriksaan dari spesimen yang diserahkan.
“Kalau kami yang menyiapkan biaya operasional untuk melakukan pengecekan terhadap sample dari kabupaten lain, tentunya menjadi pertimbangan lagi. Tapi kalau untuk masyarakat Tanah Bumbu sendiri kami akan membiayai seluruh biaya lab untuk masyarakat kami,” tandasnya.
Untuk spesimen daerah lain, diharuskan ada kebijakan sharing biaya, kerena berdasarkan perhitungan satu kali pemeriksaan swab ini memerlukan biaya sekira Rp1.700.000.
Meski demikian, Rooswandi memohon kepada pihak provinsi agar mengkoordinasikan terkait kebijakan sharing biaya tersebut.
“Kalau memang Lab PCR yang disiapkan ini bisa dimanfaatkan, kita siap membackup apapun kebutuhan untuk penunjang bagi provinsi,” pungkasnya.
Dua unit alat swab yang ada di Tanbu ditempatkan di Kecamatan Angsana dan di Pusat Kota Batulicin.
Editor: Ahmad Zainal Muttaqin