apahabar.com, PANGKALAN BUN – Penangkapan sejumlah pekerja seks komersial (PSK) di Dukuh Molah, Arsel, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), Kalimantan Tengah menyisakan cerita unik.
Selama pandemi Covid-19, rupanya mereka tetap setia menjunjung tinggi protokol kesehatan saat melayani tamu atau para pria hidung belang.
Prostitusi Online di Martapura: Cari Pelanggan via MiChat, Tarif Ratusan Ribu
Setiap tamu yang hendak masuk ke bilik asmara diwajibkan steril; cuci tangan pakai sabun dan menggunakan masker.
“Tapi saat mau berkencan, masing-masing maskernya dibuka, kalau enggak dibuka kan saya enggak kelihatan cantiknya,“ kata VS (20) salah satu PSK kepada apahabar.com, Rabu (22/7).
VS, wanita berkulit putih asal Jawa Barat itu ditangkap Satpol PP bersama dua rekannya sesama PSK.
Dari penelusuran apahabar.com, warga sudah mafhum akan beroperasinya eks lokalisasi liar mengingat jauh dari pusat kota.
“Yah sekitar 12 kilometer, dan jalannya melalui lahan kosong rusak berat banyak lumpur serta jauh dari permukiman warga,” jelas Abdul Wahab warga Desa Kumpai Batu Atas.
“Tapi yang namanya tempat maksiat biar pun lokasinya di puncak gunung tetap saja disambangi laki-laki hidung belang,” kata penjual sayur itu.
VS, dan sejumlah rekannya SL (34) dan SI (30) kedapatan menjajakkan diri di lokalisasi liar yang akrab disebut Kalimati Baru (Kalbar).
Lokasi esek-esek ini sebenarnya telah ditutup oleh Bupati Kobar Nurhidayah medio Mei 2018 silam.
“Ketahuan buka, ada informasi dari masyarakat yang melaporkan. Kamudian anggota kami menyamar sebagai tamu dan ternyata benar,” jelas Kasat Pol PP dan Damkar Kabupaten Kobar Majerum Purni, Selasa (21/7).
Tak cuma ketiganya, petugas turut mengamankan seorang operator karoke dari lokasi tersebut.
Dulu, kata Majerum, seluruh PSK di Dukuh Mola telah dipulangkan ke daerah masing-masing. Bahkan proses pemulangan disaksikan langsung Menteri Sosial kala itu Idrus Marham di Pelabuhan Panglima Utar Kumai.
Sejurus itu, semua bangunan, mulai dari kamar, ruang karoke, ruang pijat di lokasi Dukuh Mola dibongkar secara bertahap.
“Tapi entah gimana di masa pandemi Covid-19 ini, di lokasi tersebut esek-esek buka lagi,” herannya.
Dari penangkapan VS cs, petugas berjanji akan menelusuri keberadaan si mucikari yang konon menjalankan bisnis lendir sampai ke Kabupaten Lamandau dan Sukamara.
Editor: Fariz Fadhillah