apahabar.com, JAKARTA – Virus SARS-CoV-2 diperkirakan tidak menempel pada partikel asap dari potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Pasalnya, asap tersebut bersuhu tinggi sehingga tidak memungkinkan Covid-19 berkembang biak.
“Logikanya kalau itu merupakan hasil dari kebakaran hutan, tentu suhunya tinggi. Kalau suhunya tinggi seharusnya virus bisa mati,” kata Dokter Paru Rumah Sakit Persahabatan dr. Andika Chandra Putra melalui sambungan telepon, Jumat (17/7).
Namun ia mengakui bahwa asap yang ditimbulkan dari karhutla dapat mengganggu mekanisme pertahanan tubuh sehingga mempermudah risiko terpapar Covid-19.
“Pada seseorang yang menderita Covid-19 juga bisa menjadi lebih berat lagi kondisinya karena terinhalasi zat-zat kebakaran tadi,” ujarnya.
Namun demikian, ia tidak memperkirakan bahwa partikel virus SARS-CoV-2 dapat menempel pada partikel lain, termasuk partikel pada asap.
Ia memperkirakan bahwa partikel Covid-19 tersebut hanya akan menempel para droplet yang dikeluarkan penderita melalui batuk dan bersin yang kemudian pada droplet dengan partikel lebih besar dapat menular dalam jangkauan 1-2 meter.
Tetapi pada mikrodroplet dengan partikel yang lebih kecil virus tersebut dapat melayang-layang di udara selama beberapa waktu tertentu dalam jangkauan 6-10 meter.
“Jadi untuk yang large droplet-nya 1 sampe 2 meter. Tapi kalau yang mikrodroplet ini atau small droplet ini jangkauannya bisa 6 sampai 10 meter. Sehingga kalau itu berada di ruangan tertutup, risiko penularannya lebih besar,” ujar Andika. (Ant)
Editor: Fariz Fadhillah