apahabar.com, KUALA KAPUAS – Peristiwa terbakarnya lahan tidur tempo hari, jadi peringatan dini Kapuas menghadapi ancaman Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) tahun ini.
Ada sekitar setengah hektar lahan tidur yang terbakar. Tepatnya di lahan tidur kawasan Jalan Jepang, Desa Pulau Telo, Kapuas, Kamis (16/7/2020) lalu.
Potensi itu, dinilai kembali terjadi ketika musim kemarau.
Pasalnya luas wilayah Kapuas kebanyak lahan pertanian, sehingga rentan terbakar.
Berdasarkan pemantauan BPBD Kapuas, dari Januari hingga Juli saat ini, terdapat 112 hot spot (titik api). Semua tersebar di 17 kecamatan yang ada di Kapuas.
Jumlah itu kemungkinan bertambah saat menuju puncak kemarau nanti.
Berkaca pada tahun lalu, BPBD mencatat 6.510 titik api. Sedikitnya 1.914 hektar luas area yang terbakar. Mereka juga mencatat ada 172 kejadian Karhutla.
Upaya pencegahan pun kini sudah disiapkan. Termasuk sejumlah strategi mengantisipasi agar kebakaran tidak meluas.
Di antaranya menindaklanjuti hasil evaluasi kejadian Karhutla pada tahun 2019.
Baik berupa menandai di mana titip api (hot spot) sering muncul, maupun penyuluhan terhadap warga agar tidak membakar lahan.
“Kita juga memetakan wilayah yang terbakar agar upaya penyuluhan, sosialisasi dan pelaksanaan patroli lebih ditingkatkan di kawasan desa-desa sekitar,” kata Kepala BPBD Kabupaten Kapuas, Panahatan Sinaga, di Kuala Kapuas, Senin (20/7).
Selain itu, BPBD juga meningkatkan pengawasan terhadap lahan-lahan kritis. Baik milik masyarakat maupun koorporasi yang rentan terbakar.
Mereka berharap dilakukan upaya-upaya pengelolaan agar jadi lahan produktif.
“Sehingga masyarakat ikut bersama-sama menjaga untuk mencegah tidak terjadi kebakaran hutan dan lahan,” ujarnya.
Adapun strategi lainnya, sebut Panahatan adalah dengan menyiapkan anggaran yang cukup untuk pencegahan dan penanggulangan Karhutla.
Tak hanya itu, pihaknya juga memperkuat sarana prasarana untuk instansi teknis yaitu BPBD dan 17 kecamatan melalui dana DBH-DR untuk pengadaan mobil tangki, roda 3, mesin-mesin pemadam dan perlengkapannya seperti selan, nosel dan lainnya.
SDM juga tak luput dari perhatian mereka melalui diklat dan pelatihan teknis. Sehingga baik relawan maupun instansi dapat bekerja efektif dan terukur.
Para petugas di lapangan juga menyiapkan jadwal patroli terpadu di 94 desa dan 17 kecamatan Kapuas.
“Kita juga meningkatkan pamantauan titik hot spot dan menungkatkan koordinasi dengan BMKG untuk memperoleh data dan informasi kondisi iklim dan cuaca terkini,” tandas Panahatan Sinaga.

Data kejadian Karhutla di Kapuas 2020. Foto-Istimewa
Editor: Ahmad Zainal Muttaqin