apahabar.com, MARABAHAN – Kembali melakukan kunjungan ke Barito Kuala, Senin (31/8), Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, datang dengan penampilan berbeda.
Syahrul melakukan kunjungan kerja untuk kegiatan optimalisasi lahan dan panen padi di Gapoktan Harapan Maju, Handil Mesjid, Desa Anjir Pasar Lama, Kecamatan Anjir Pasar.
Berbeda dengan pejabat lain, Syahrul tidak menggunakan mobil untuk menuju lokasi yang berjarak sekitar 5 kilometer dari Jalan Trans Kalimantan.
Bersama Gubernur Kalimantan Selatan, H Sahbirin Noor, Syahrul menggunakan sepeda motor trail. Kendati tak terlalu jauh, mantan Gubernur Sulawesi Selatan dua periode itu menikmati perjalanan.
“Saya berterimakasih kepada Gubernur Kalsel, karena menyediakan sepeda motor. Saya seperti mengenang masa-masa lalu,” ungkap Syahrul.
“Dulu saya merupakan pembalap motor. Bahkan pernah memenangi balapan nasional di Ancol dan Surabaya. Sekarang balapan dengan traktor dan mesin combine,” imbuhnya.
Kedatangan Syahrul tak cuma bernostalgia. Dalam kesempatan yang sama, Syahrul memulai panen raya menggunakan mesin combine dan pengolahan lahan dengan traktor.
“Lahan ini merupakan bagian dari optimalisasi lahan yang dilakukan. Diharapkan Kalsel dapat menjadi bagian lumbung pangan nasional, selain food estate di Kalimantan Tengah,” beber Syahrul.
“Seiring optimalisasi lahan, seharusnya varietas hibrida yang lebih banyak ditanam, bukan cuma benih lokal. Kami ingin penanaman berikutnya menggunakan varietas unggul, sehingga 1 hektar lahan bisa menghasilkan 5 sampai 7 ton,” tegasnya.
Optimalisasi lahan sendiri menitikberatkan penerapan mekanisasi, perbaikan sistem tata kelola air, rehabilitasi irigasi dan peningkatan kualitas kesuburan lahan rawa.
“Kalsel potensial untuk memperkuat ketahanan pangan nasional. Tinggal water management dan jalan tani yang harus ditingkatkan,” papar Syahrul.
Tercatat sepanjang 2019, Kementerian Pertanian telah mengalokasikan optimalisasi 120.000 hektar lahan rawa di Kalsel di sembilan kabupaten.
Di antaranya Batola yang mendapatkan kuota 28.052 hektar, kemudian Banjar seluas 59.834. Sementara mulai 2020, Batola ditargetkan 9.000 hektar lagi bersama Hulu Sungai Selatan.
Juga dalam Tahun Anggaran 2020, Batola mendapatkan alokasi pelaksanaan perbaikan infrastruktur optimalisasi lahan rawa seluas 8.750 hektar, plus bantuan kegiatan sebesar Rp43 miliar.
Sementara untuk Kalsel, Kementan mengucurkan bantuan sebesar Rp91 miliar, baik dari kegiatan sektor prasarana dan sarana pertanian, tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan.
“Kami berharap konstruksi fisik di Batola berjalan dengan baik, agar indeks pertanaman dapat meningkat. Imbasnya produksi dan pendapatan petani pun meningkat,” pungkas Syahrul.

Dalam kunjungan kedua ke Batola sepanjang 2020, Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, melakukan panen menggunakan mesin combine di Desa Anjir Pasar lama. Foto-apahabar.com/Bastian Alkaf
Editor: Syarif