apahabar.com, BANJARBARU – Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan terus berupaya meningkatkan sektor yang berpeluang meningkatkan angka pertumbuhan ekonomi daerah.
Selama ini diketahui Kalsel cenderung bergantung pada sektor pertambangan dan perkebunan sawit.
“Banua kita ini agraris. Ada pertanian dalam lingkup luas, kemudian lingkup kecil ada kelautan perikanan. Nah, ini yang belum terpikir secara maksimal, ” ucap Plt Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan, Muhammad Fadhli kepada apahabar.com, Selasa (11/8).
Padahal, menurutnya, potensi perikanan kelautan di Kalsel cukup menguntungkan. Jumlah tangkap yang dimiliki Kalsel masih di bawah target standar nasional, sehingga kesempatan memanfaatkan hasil laut masih terbuka lebar.
“Berdasarkan keputusan ditjen perikanan nomor 25 tahun 2020, ikan-ikan yang diperbolehkan secara keseluruhan ada 58.934 ton (pelagis kecil), kita baru 7.891 ton,” sebutnya.
Dari jumlah tersebut, Kalsel masih memiliki kesempatan atau jatah melakukan kegiatan tangkap ikan laut sebesar 13,4 persen.
“Inilah peluang kita pada wilayah 712 atau di Laut Jawa. Belum lagi yang di Selat Makassar, ” lanjutnya
Untuk diketahui, dari 13 kabupaten/kota di Kalsel, hanya 5 kabupaten yang terletak di kawasan pesisir, yaitu Barito Kuala, Tanah Bumbu, Tanah Laut, Kotabaru dan Banjar. Sebagian besar nelayan melakukan sistem secara tradisional yaitu one day fishing.
“Tidak diperkenankan untuk melakukan penangkapan dengan menggunakan bahan beracun dan berbahaya (ilegal fishing), misalnya bom, potas dan sebagainya. Harus ramah lingkungan, sehingga sustainable atau keberlanjutan sumber daya kelautan perikanan itu bisa tetap terjaga,” tuturnya.
Peningkatan sektor perikanan ini juga menjadi salah satu upaya Pemprov Kalsel dalam melaksanakan transformasi struktur ekonomi. Hal ini juga tertuang dalam Rancangan Rencana Kerja Pemprov Kalsel 2021.
“Potensi kita ada pada kegiatan perikanan, bahkan PAD juga banyak dari tangkapan ikan laut,” katanya
Dicontohkannya, seperti di pelabuhan perikanan Batulicin yang mampu memperoleh tangkapan hingga 22-24 ton per harinya. Selain itu, penyebaran ikan laut juga tidak hanya sebatas lokal saja tetapi hingga pengiriman ke luar Kalsel dan sekitar Pulau Jawa.
Secara teknis, aktivitas perikanan kelautan mencakup 3 hal. Pertama, kegiatan tangkap di perbatasan laut dan perairan umum.
Kedua, kegiatan budidaya seperti jaring apung, payau, tambak, kolam dan keramba. Selanjutnya adalah kegiatan pengolahan hasil perikanan seperti pembuatan kerupuk ikan, amplang, abon dan lainnya.
“Secara keseluruhan ini adalah potensi masyarakat banua untuk peningkatan ekonomi melalui kegiatan kelautan perikanan,” jelasnya.
Ke depan, Dislutkan Kalsel akan terus mendorong peningkatan sumber daya manusia serta sarana dan prasarana bagi nelayan dalam melakukan kegiatannya.
“Harapan kita, mereka bisa melakukan peningkatan pendapatan dan kesejahteraan,” tutupnya

Plt Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan, Muhammad Fadhli. Foto-apahabar.com/Musnita Sari
Editor: Puja Mandela