apahabar.com, BANJARMASIN – Wali Kota Banjarmasin Ibnu Sina meresmikan Restoran Terapung Banjarmasin di Jalan RE Martadinata, Senin (21/9).
Restoran yang dibangun dengan anggaran Rp 1,2 miliar menawarkan konsep terapung di atas kapal tongkang yang berada di Sungai Martapura.
Ibnu Sina menerangkan kehadiran restoran terapung ini menjadi kado istimewa bagi pemerintah serta masyarakat kota Banjarmasin. Ini mengingat Banjarmasin masih dalam suasana Hari Jadi (Harjad) ke-494.
“Ini jadi kado spesial di momen Harjad Kota Banjarmasin dan saya mengucapkan terima kasih,” ujar Ibnu.
Menurutnya, keberadaan restoran terapung yang berdiri megah di seberang Balai Kota Banjarmasin harus menjadi ikon daerah. Kuliner khas Banjar yang dihidangkan pun wajib mengakomodir serta memanjakan lidah masyarakat.
Meski begitu, Ibnu mengakui restoran dengan konsep interior seperti yang ditawarkan restoran apung bukan pertama kali ada di kota Seribu Sungai.
“Walau tidak yang pertama, tapi restoran terapung sekarang memberikan kesan yang berbeda dan harus menjadi kebanggaan kita,” tegas mantan anggota DPRD Kalsel ini.
Pengelola restoran terapung terdiri dari 21 koperasi. Seluruh koperasi yang berpartisipasi sekitar 10 persen dari jumlah koperasi di Banjarmasin.
Ibnu mengungkapkan hal itu menjadi bukti nyata pengabdiannya selama menjabat kepala daerah dalam membina koperasi. Dua tahun silam, Ibnu juga pernah mendapatkan penghargaan Bhakti Koperasi.
“Saya kira restoran ini tetap sejahtera ditangani oleh 21 koperasi itu,” imbuhnya.
Ibnu menambahkan, restoran yang dibangun di atas kapal tongkang ini akan juga mendisiplinkan pengunjung terhadap protokol kesehatan.
Terbukti ada beberapa kebijakan yang diatur, di antaranya menetapkan jumlah kursi hanya separuh. Selain itu disegi restoran menaruh handsanitizer dan tempat cuci tangan.
Uniknya ketika melalui pintu masuk, pengunjung wajib memasuki terowongan yang memiliki teknologi ultraviolet yang bisa mendeteksi adanya virus dalam tubuh. Teknologi tersebut digunakan untuk menggantikan cairan disinfektan.
“Insyaallah kuman penyakit hilang dan karena disinfektan dalam jangka panjang akan berakibat buruk kepada kesehatan juga,” pungkasnya.
Sementara Ketua Dewan Koperasi Restoran Terapung Sumarno mengatakan selain didukung 21 koperasi, pembangunan restoran terapung juga mendapat aliran dana dari beberapa instansi di lingkungan Pemkot Banjarmasin.
Pihaknya pun bertekad untuk menjadikan restoran terapung ini sebagai salah satu destinasi wisata, sekaligus mendukung program Pemerintah daerah.
“Mulai besok, selasa (22/09), kita operasikan tanpa menghitung untung ruginya,” katanya.
Terkait legalitas restoran, Marno mengklaim telah memenuhi semuanya untuk kepentingan operasional.
Di antaranya surat izin dari Dinas Perhubungan, Domisili Tempat Usaha dari Kelurahan Kertak Baru Ilir, Surat pengelolaan limbah dari PD PAL, dan Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup (SPPL) dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH).
“Bukti jual beli tongkang dengan PT Basirih Industrial juga ada,” tutupnya.
Sekadar mengingatkan, restoran terapung di Siring RE Martadinata pernah direncanakan bakal diresmikan pada 24 September 2019 silam.
Pembangunannya pun sudah kebut-kebutan demi mengejar momen puncak perayaan hari jadi kota ke-493 tahun saat itu. Namun rencana peresmian itu batal digelar.