apahabar.com, RANTAU – Manfaat maggot atau belatung dari lalat Black Soldier Fly (Lalat tentara hitam) dilirik oleh Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Tapin untuk mengurangi sampah organik dan menghemat pakan ternak.
Manfaat berternak lalat ini, kata Sufian Suri, tidak banyak diketahui orang. Sehingga tidak banyak yang melirik usaha ini, terlebih di kabupaten Tapin.
Selain manfaatnya, sambungnya, berternak lalat sangat mudah dilakukan. Dia mengaku sudah menjalani ternak lalat sejak Ramadhan lalu.
“Tutorialnya pemeliharaan bisa dilihat diinternet, banyak ulasan tentang maggot termasuk cara budidayanya,” ujar lelaki 51 Tahun itu.
Dengan kandang lalat seukuran 2×4 meter di halaman rumahnya. Maggot yang dihasilkan bisa memenuhi kebutuhan pakan ternak ikan dan ayamnya.
Maggot itu, kata Sufian, kaya akan protein. Nila yang biasa dipanen kisaran waktu 4 bulan bisa dipanennya dalam waktu 3 bulan setengah.
“Kalau untuk ayam kampung. Dari starter umur 2 hari kalau menggunakan full maggot bisa dipanen dalam waktu 1 bulan setengah, ayam itu biasanya untuk ayam kalasan. Misalnya, untuk 100 ekor ayam 4 sampai 6 sak bama untuk sekali panen. Kalau pakai full maggot tadi otomatis mengurangi pembelian bama dan jauh lebih murah,” jelasnya.
Untuk umpan maggot itu sendiri sangat mudah bisa menggunakan sampah organik. Dalam seminggu bisa menghabiskan 5 karung sampah organik.
Selain sisa sampah organik di rumah, Sufian juga mencari di pasar di kota Rantau yang mana sangat mudah menemukan sisa-sisa sayuran.
“5 karung itu secara berangsur diberikan ke kandang lalat. Manggot itu sangat lahap makannya. Lumayan bisa mengurangi sampah organik,” ujarnya.
Kedepan Dia akan menambah kandang ternak lalatnya itu, untuk memenuhi kebutuhan pakan ternaknya.
Sufian membayangkan apabila di Tapin banyak orang yang berternak lalat diprediksinya banyaknya sisa sampah organik di pasar bisa dimanfaatkan semuanya untuk dimanfaatkan.
“Ya, itu juga solusi untuk mengurangi sampah terutama sampah organik,” ujarnya.