apahabar.com, KANDANGAN – Longsor yang terjadi pada salah satu gunung di wilayah desa Haratai, Kecamatan Loksado, menyebabkan air sungai keruh hingga sepanjang Sungai Amandit, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS).
Dalam beberapa bulan ini, intensitas curah hujan cukup tinggi di Pegunungan Meratus. Hal itu mengakibatkan terjadinya longsor dan pohon tumbang di salah satu gunung, yang membuat air Sungai Amandit menjadi keruh dari wilayah hulu.
Kepala Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Pemukiman dan Lingkungan Hidup (Dispera KPLH) Kabupaten HSS, Ronaldy Prana Putra menyebutkan, berdasarkan laporan pihaknya di lapangan dan Camat Loksado, terjadi longsor di sekitar Gunung Landuyan, Desa Haratai.
Tanah longsoran terkikis hujan dan turun ke Sungai Landuyan. Lalu mengalir ke Sungai Amandit di wilayah Desa Haratai dan perlahan sampai ke sepanjang Sungai Amandit.
Ronaldy berujar, pihaknya ingin menurunkan alat berat dan berkoordinasi dengan Dinas PUTR untuk mengurangi dampak longsor tersebut. Namun, alat berat tidak bisa masuk, karena medan cukup ekstrim.
Bahkan, ungkapnya, tim yang memeriksa telah melaporkan, titik longsor cukup jauh dari pemukiman.
“Menuju Haratai hanya bisa dengan kendaraan roda dua. Kemudian menuju lokasi hanya bisa dengan berjalan kaki, yang ditempuh sekitar 5 sampai 7 jam,” ungkapnya.
Pihaknya berupaya melakukan penanggulangan kekeruhan Sungai Amandit. Selain faktor alam tersebut, sebelumnya ada faktor non alam lain.
Salah satunya, bekas lubang pertambangan tanpa izin (Peti), yang sebelumnya beroperasi di pinggir sungai yang bermuara ke Sungai Amandit. Lalu, pertambangan galian C atau pasir yang beroperasi di Sungai Amandit.
Diungkapkannya, saat ini sudah menemukan jalan keluar, terkait penanggulangan faktor non alam tersebut, dan saat ini masih dalam proses.
Diharapkan, masyarakat dapat mendukung dan segera dapat ditanggulangi seluruh faktor penyebab kekeruhan sungai tersebut.