apahabar.com, MARTAPURA – Kemiskinan, nenek Siti Hajah (95) harus rela menahan penyakit yang menggerogotinya dua tahun terakhir ini.
Ironisnya, Warga Desa Sungai Kitano, Kecamatan Martapura Timur, Kabupaten Banjar ini tidak pernah mengetahui penyakit apa yang ia derita.
Sekilas seperti tumor, daging berada tepat di antara bibir dan hidung.
“Tidak tahu penyakit apa. Sudah sekitar dua tahun,” ucap Nenek Hajah, saat Relawan Pangeran Khairul Saleh mengunjungi rumahnya, Rabu (9/12).
Himpitan ekonomi membuatnya tidak bisa berbuat banyak. Apalagi untuk operasi penyakit tersebut. Bahkan, untuk sekadar menanyakan jenis penyakit ia derita saja Nenek Hajah merasa tidak mampu.
“Tidak punya uang ini gimana mau periksa,” ucapnya seakan sudah putus asa dengan keadaan.
Dulu pernah dulu sekali ke puskesmas, tapi ia mengaku tidak ada perubahan setelah diberi obat.
Dengan kondisi ekonomi terbatas, nenek Hajah memilih pasrah. Penyakitnya tiap hari makin parah. Sudah mengeluarkan lendir dan sudah terbiasa menahan sakit nyeri tiap hari.
Di rumah, nenek Hajah hanya bersama seorang anak satu-satunya, Mahli (60) seorang petani yang masih melajang dengan penghasilan tak menentu.
Hingga kini, nenek Hajah bersama anaknya banyak berharap dari bantuan dari masyarakat untuk menopang biaya hidup.
Diakuinya, ada beberapa warga dan kelompok relawan yang datang membantu. Adapun bantuan sosial pandemi Covid-19, ia mengaku baru sekali dapat berupa sembako.
“Untuk rumah ini dulu dapat bantuan bedah rumah tahun 2013 silam,” tuturnya.
Sementara, Imam Firdaus Relawan Pangeran Khairul Saleh mengungkapkan, ia merasa terpanggil setelah mendengar kabar ada warga yang tidak mampu dan sakit.
“Kami membantu semampunya berupa sembako lengkap dan sedikit uang tunai. Semoga dapat meringankan beban beliau,” tutur Imam.
Ia melanjutkan, Nenek Hajah perlu mendapat pendampingan, baik dari perorangan atau pihak pemerintah.
Menurutnya, Pemkab Banjar dapat memberi bantuan melalui Dinas Sosial. “Hanya saja mungkin beliau tidak tahu atau tidak paham bagaimana mendapatkannya dan juga mungkin pemerintah tidak mengetahuinya. Semoga cepat dapat bantuan,” harap Imam.
Siti Hajah adalah satu potret kemiskinan di Kabupaten Banjar. Di luar itu, tidak menutup kemungkinan masih ada Siri Hajah lainnya.
Dari data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Banjar, angka kemiskinan di Kabupaten Banjar berada di angka 2,72 persen, dengan jumlah warga miskin 15.914 jiwa.
Jumlah tersebut meningkat dibandingkan tahun sebelumnya 2018, di mana persentase kemiskinan di angka 2,70 dengan jumlah warga miskin 15.615 jiwa.