apahabar.com, PELAIHARI – Petani tambak udang di RT 08 dan 9, Desa Kintap Muara, Kabupaten Tanah Laut kali ini bisa bernapas lega. Sebab panen udang sekarang tak hanya berhasil, tapi melimpah.
Padahal sebelumnya panen acapkali gagal, lantaran limbah tambang batubara dari hilir yang mencemari air tambak warga.
Ketua Kelompok Peternak Tambak Padaelo, Muhammad Yusuf mengatakan, panen 2020 ini berlimpah.”Sangat memuaskan hasilnya, udangnya tidak ada yang mati,” sebut dia.
Rata-rata satu tambak udang bisa menghasilkan 1 sampai 2 pikul, atau mencapai 200 kilogram undang.
Di Desa Muara Kintap merupakan kawasan petani tambak udang, di desa itu memiliki puluhan ribu hektar tambak. dengan 4 Kelompok Tani, “Kami sendiri Kelompok Padaelo memiliki 10 orang anggota,” katanya.
Kembali melimpahnya hasil panen udang, lanjut Yusuf, merupakan berkah yang disyukuri tahun ini. “Semoga tahun mendatang tetap seperti ini hasilnya,” katanya.
Dengan keberhasilan itu, setidaknya petambak bertahan hidup dan membayar cicilan. “Mampu bayar cicilan sepeda motor dan keperluan rumah tangga sehari-hari terpenuhi sudah kami syukuri,” katanya.
Memang ada penurunan harga udang di pasaran, karena harga udang saat ini Rp75.000 per kilogram.
Penurunan terjadi diakui M Yusuf lantaran wabah Covid-19, sehingga permintaan menurun. Meskipun demikian mereka bersyukur atas panen kali ini.
Panen besar oleh petani tambak udang setempat dilakukan per tiga bulan sampai dengan 4 bulan.
Di tengah pandemi Covid-19, dijelaskan kembali Yusuf, pihaknya menjual hasil panen tambak ke pengumpul dan melayani permintaan pesanan di Tanah Bumbu dan sebagian Banjarmasin.
“Permintaan udang dari pelanggan berkurang drastis sehingga harga juga turun. Dimana sebelumnya harga mencapai Rp 90 ribu/kilogram,” katanya.
Tetapi tidak masalah, setidaknya juga bisa beli bibit udang kembali. Bibit udang masih cukup terjangkau dengan harga Rp 125 per ekor. “Dan kami bisa kembali bertani tambak secara normal itu sudah menggembirakan,” tutupnya.