apahabar.com, BANJARMASIN – Gerakan penggalangan dana untuk perkara sengketa Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur (Pilgub) Kalsel 2020 di Mahkamah Konstitusi (MK) sedang marak.
Beberapa di antaranya adalah Denny Indrayana – Difriadi Darjat di Pilgub Kalsel dan Burhanudin – Bahrudin di Pilbup Kotabaru.
Kedua paslon tersebut aktif menggalang dana donasi untuk menggugat hasil Pilkada ke MK.
Melalui “Donasi Rp 5.000 Selamatkan Banua Kita”, Denny bahkan sudah berhasil mengumpulkan puluhan juta rupiah.
Hal yang sama juga dilakukan Burhanudin – Bahrudin. Paslon dari jalur independen ini sudah melayangkan gugatan ke MK terkait hasil perolehan suara di Pilbup Kotabaru.
Aksi ini pun disorot sejumlah pihak. Kapolda Kalsel, Irjen Pol Rikwanto, ikut angkat bicara. Dia menegaskan sengketa di MK tidak mengeluarkan biaya alias gratis.
“Jangan libatkan masyarakat, sehingga warga Banua tenang, karena yang terpilih merupakan pilihan masyarakat Kalsel,” ujar Rikwanto.
Sementara itu, Danrem 101/Antasari, Brigjen TNI Firmansyah, menambahkan proses penghitungan suara Pilkada sudah selesai.
Pada suatu pesta demokrasi, menurutnya, pasti ada yang menang dan kalah. Ia menekankan kedua pihak harus berbesar hati dan menahan diri.
“Paslon yang unggul jangan sombong, jangan menjelekkan lawan. Mari kita sikapi bahwa kita bersaudara. Selanjutnya, bagaimana kita membangun sesuai visi misi yang disampaikan pada saat kampanye,” ujarnya.
Bagi pihak yang kalah, Firmansyah berpesan untuk legawa. Sikap legawa menurutnya merupakan sikap kenegaraan.
Dikatakannya, semua proses pilkada sudah dilewati dan setiap proses ada saksi yang terlibat.
Ia menambahkan jika terdapat pihak yang masih merasa kurang menerima hasil dipersilahkan menempuh mekanisme lain yang sesuai dengan peraturan.
“Silahkan kumpulkan bukti data fakta yang ada, silahkan sengketa di MK, namun imbauan kami dalam pelaksanaan sengketa karena tempatnya dilaksanakan di Jakarta jangan libatkan lagi masyarakat Kalsel. Kewajiban masyarakat sudah dilaksanakan, mereka punya hak pilih hak politik dan sudah digunakan 9 Desember lalu. Jangan masyarakat dibawa-bawa lagi dalam sengketa politik ini.”
“Cukuplah elit politik saja yang berseteru jangan buat situasi yang menimbulkan riak yang tidak perlu. Kita perlu situasi damai dan kondusif agar roda perekonomian kita dapat bergerak lebih baik lagi,” pungkasnya. (*)