apahabar.com, BANJARMASIN – Pendangkalan sungai disebut menjadi salah satu faktor penyebab banjir yang terjadi di Kalimantan Selatan. Gubernur Sahbirin Noor mengatakan, daya tahan sungai mulai berkurang dan menimbulkan air meluap.
“Kita berharap ada percepepatan pembangunan, normalisasi Sungai Martapura,” kata Sahbirin dalam Rapat Koordinasi Penanganan Teknis Banjir di Mahligai Pancasila, Minggu (18/1) malam.
Saat musim kemarau, sambungnya, endapan akan mudah terlihat saat terjadi kedangkalan sungai. Faktor pendukung lainnya adalah kebiasaan masyarakat yang masih sering membuang sampah di sungai.
“Sudah berabad-abad tidak pernah dikeruk. Kita sudah melaksanakan pengerukan di muara Banjar, ada batubara yang lewat. Sementara, sungai Martapura belum tersentuh,” bebernya
Cuaca ekstrem dengan curah hujan tinggi memperparah kondisi banjir di Kalsel. Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Doni Monardo mengingatkan pengetahuan tentang ekosistem harus betul-betul dipahami.
“Kenapa normalisasi, karena terjadi pendangkalan. Kenapa pendangkalan, tentua ada sedimen yang masuk ke dalam sungai, tidak mungkin tiba-tiba masuk tanpa ada sebab,” ujar Doni dalam uraiannya
Selain hal tadi, faktor lainnya juga diakibatkan adanya alih fungsi lahan. Sedimen datang dari kawasan yang lebih tinggi atau hulu, kemudian limbah-limbah yang dikeluarkan dari pemukiman penduduk. Sehingga, mengembalikan fungsi konservasi adalah salah satu upaya dalam jangka menengah dan jangka lebih panjang.
“Alihfungsi lahan, pada kawasan perbukitan atau hutan. Ketika suatu saat dibuka, maka curah hujan yang datang dari langit menghempas ke daratan lantas membuat lapisan permukaan tanah menjadi luntur. Ketika hujan semakin besar, lumpur ini dibawa ke sungai,” jelasnya
Dikatakannya, banjir besar pernah terjadi di Barabai pada 1926 silam. Diduga kondisi saat ini adalah siklus ratusan tahun. Namun diperparah dengan faktor-faktor yang telah disebutkannya tadi.
“Setiap tahun kita mengalami dua musim. Saat kemarau, terjadi kebakan hutan dan lahan, termasuk di Kalsel. Saat musim hujan dan La Nina, terjadi banjir yang cukup besar,” imbuh dia
Penanganan jangka panjang, BNPB berencana menyusun tim gabungan dari berbagai kementerian, lembaga dan pakar di bidang ekosistem untuk mencari akar masalah. Pihaknya akan mencari tahu lebih jauh penyebab banjir yang melanda, bukan hanya Kalsel namun juga provinsi lainnya.
“Pemerintah pusat, baik mabes TNI/Polri, angkatan darat dan BNPB serta badan SAR nasional menyediakan helikopter di Kalsel untuk memberikan bantuan transportasi kepada daerah-daerah yang tidak terjangkau,” paparnya