apahabar.com, JAKARTA – Sebelum dipastikan jatuh di perairan Kepulangan Seribu, Sabtu (9/1) sore, penerbangan pesawat Sriwijaya Air SJ182 rute Jakarta-Pontianak sempat delay.
Pesawat tersebut tercatat terlambat terbang selama sekitar 30 menit. Seharusnya pesawat berangkat pukul 13.25 dan mendarat pukul 15.00 WIB.
Akibat keterlambatan tersebut, pesawat baru berangkat pukul 14.14 WIB dan direncanakan mendarat di Bandara Supadio Pontianak pukul 15.50 WIB.
“Memang terjadi delay selama sekitar 30 menit. Penyebab penundaan adalah hujan deras,” ungkap Dirut Sriwijaya Air, Jeff Jauwena, seperti dilansir detikcom.
Sebelumnya sesuai penjelesan Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, pesawat tersebut take off pukul 14.36 WIB dalam kondisi hujan.
Kemudian pukul 14.37 WIB, pesawat masih dalam posisi ketinggian 1.200 kaki, serta diizinkan naik ke ketinggian 29.000 kaki dengan mengikuti Standard Instrument Departure (SID).
“Lantas pukul 14.40 WIB, pemantau di Bandara Soekarno-Hatta melihat Sriwijaya Air SJ182 tidak ke arah seharusnya 075 derajat. Melainkan ke arah barat laut,” jelas Budi.
Tak lama kemudian dalam hitungan detik, pesawat hilang dari radar. Selanjutnya manajer operasi langsung berkoordinasi dengan Basarnas, bandara tujuan dan instansi terkait.
Sementara lokasi jatuhnya pesawat diduga di antara Pulau Laki dan Pulau Lancang di Kepulauan Seribu.
“Total penumpang pesawat berjumlah 50 orang bersama 12 kru yang terdiri dari 40 dewasa, 7 anak-anak, dan 3 bayi,” papar Budi.
Pencarian sendiri terus dilakukan menggunakan peralatan dari Basarnas, TNI dan Kementerian Perhubungan.
Namun dipastikan Emergency Locator Transmitter (ELT) pesawat nahas itu tidak memancarkan sinyal.
“Kami mengecek ELT di pesawat Sriwijaya SJ182 itu, karena memang seluruh pesawat teregistrasi di Basarnas,” beber Bambang Suryo Aji, Deputi Operasi dan Kesiapsagaan Basarnas.
“Namun ELT Sriwijaya SJ182 tidak memancarkan sinyal. Ini yang perlu diperiksa ulang, karena biasanya langsung memberikan sinyal,” tandasnya.