apahabar.com, JAKARTA – Mengawali kalender baru, masyarakat Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT), justru dibayangi kekhawatiran.
Penyebabnya adalah gempa berkekuatan 5 Skala Richter (SR), Jumat (1/1). Gempa yang cukup kuat itu terjadi sekitar pukul 06.12 WIB.
“Gempa Sumba terjadi 1 Januari 2021 pukul 06.12 WIB. Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa tersebut memiliki magnitudo 5,0,” jelas Koordinator Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, seperti dilansir Antara.
Episenter gempa Sumba terletak di koordinat 9,27 Lintang Selatan dan 119,03 Bujur Timur, tepatnya di laut dengan jarak 21 kilometer arah Barat Laut Kota Tambolaka, Sumba Barat Daya. Sementara kedalaman hiposenter diperkirakan 83 kilometer.
Guncangan paling kuat dirasakan di Tambolaka dalam skala intensitas IV berdasarkan skala Modified Mercalli Intensity (MMI).
Akibat guncangan yang cukup keras itu, warga lari berhamburan keluar rumah untuk menyelamatkan diri.
Sementara di Waingapu, Waikabubak dan Bima, gempa dirasakan dalam skala intensitas III MMI. Kemudian di Labuan Bajo guncangan dalam intensitas II MMI.
“Kami belum menerima laporan kerusakan yang diakibatkan gempa. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa tersebut tidak berpotensi tsunami,” papar Daryono.
Gempa Sumba yang terjadi merupakan jenis gempa berkedalaman menengah akibat deformasi batuan di bagian slab Lempeng Indo-Australia yang tersubduksi di bawah Kepulauan Sunda Kecil.
Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa memiliki mekanisme pergerakan kombinasi mendatar dan naik.
“Kendati belum terlihat keberadaan aktivitas gempa susulan, kami mengimbau masyarakat untuk waspada. Terlebih akhir-akhir ini aktivitas gempa signifikan dan dirasakan di Sumba sering terjadi,” tandas Daryono.
Catatan BMKG menunjukkan Gempa Sumba Timur terjadi 1 Oktober 2018. Berkekuatan 6,0 SR, gempa itu merusak banyak rumah dan beberapa orang luka.
Hanya sehari berselang, kembali kembali terjadi di Sumba Timur. Juga dengan magnitudo 6,3 SR yang merusak banyak rumah.