apahabar.com, JAKARTA – Keputusan mayoritas kabupaten/kota di Kalimantan Timur menunda pembelajaran tatap muka, sesungguhnya cukup bijaksana.
Faktanya Kaltim termasuk 10 provinsi dengan angka penularan Covid-19 terbesar anak usia sekolah.
“Menelaah dari tren, terlihat peningkatan kasus konfirmasi pada setiap penggolongan umur, bahkan terbesar setara TK, PAUD dan SD,” papar Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito, seperti dilansir Bisnis, Jumat (8/1).
“Hanya dalam satu bulan, kenaikan tersebut diatas 50 persen. Bahkan berdasarkan persentase, rentang usia anak sekolah menyumbang 8,87 persen atau 59.776 orang dari total kasus nasional,” imbuhnya.
Dari total kasus tersebut, anak usia SD menyumbang angka kasus terbanyak hingga 17.815 kasus atau 29,8 persen.
Kemudian usia SMA atau setara 16 hingga 18 tahun, mencapai angka 13.854 kasus atau 23,17 persen. Ini merupakan kasus tertinggi kedua setelah usia SD.
Sedangkan anak usia SMP atau 13 hingga 15 tahun, menyumbangkan 11.239 kasus atau 18,8 persen.
Sementara usia TK sebanyak 8.566 kasus atau 14,3 persen, serta usia PAUD antara 0 sampai 2 tahun sejumlah 8.292 kasus 13,8 persen.
Berdasarkan lokasi sebaran daerah, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Riau, Sulawesi Selatan, Kaltim, Sumatera Barat dan Banten konsisten menempati jajaran sepuluh besar daerah dengan konfirmasi tertinggi.
Adapun Jakarta, Jabar, Jatim dan Jateng konsisten menempati peringkat empat teratas untuk seluruh golongan umur rentang usia sekolah.
Juga terdapat 3 provinsi teratas dengan penyumbang kematian tertinggi rentang usia sekolah.
Dalam rentang usia PAUD, Sulawesi Utara menduduki peringkat teratas sebanyak 6,78 persen, Nusa Tenggara Barat 4,72 persen, dan Nusa Tenggara Timur 4,35 persen.
Sementara rentang usia TK terdapat di Jatim 4,6 persen, Riau 0,73 persen, dan Kepulauan Riau 0,72 persen. Sedangkan rentang usia SD ditemukan di Jatim 4,96 persen, Sulawesi Tengah 1,47 persen.
Kemudian rentang usia SMP tertinggi kembali ditemukan di Jatim 4,96 persen, Gorontalo 2,08 persen, dan NTB 0,85 persen.
Selanjutnya rentang usia SMA tertinggi diidentifikasi juga terjadi di Jatim 4,62 persen, Gorontalo 1,64 persen, dan Aceh 1,53 persen.
“Data itu bukan untuk menakut-nakuti, melainkan bentuk transparansi kepada pemerintah daerah dan masyarakat,” tukas Wiku.
“Justru data dapat dijadikan dasar pertimbangan, sebelum mengeluarkan izin pembelajaran tatap muka,” pungkasnya.