apahabar.com, MARABAHAN – Akibat tudingan tanpa bukti, seorang warga Marabahan berinisial Mn (45) akhirnya meminta maaf kepada Manajemen Hotel Prima Batola.
Sepekan lalu Mn diketahui membuat postingan di Facebook yang menohok Hotel Prima. Postingan itu terkait praktik prostitusi online di hotel tersebut.
“Hotel prima satu satunya hotel d Batola yg dmiliki oleh pemerintah. Tp satu yg membuat miris d hotel ini berkeliaran bebas parak PSK menjajakan skes lewat online,” tulis Mn.
“Apa mereka tdk tercium keberadannya apa mereka d biarkan sbg pendapatan mereka pura pura tdk tahu? Entahlah… sebelum menjadi bala d daerah kita ayo kita basmi bersama. terima kasih,” tutup si pemilik akun.
Guna memperkuat postingan, Mn juga menambahkan foto tiga perempuan yang terlihat berada dalam ruang temaram.
Sontak postingan itu memantik reaksi warganet, termasuk Hotel Prima. Mereka pun langsung mencari Mn untuk meminta klarifikasi, karena merasa tidak pernah membiarkan terjadi praktik prostitusi di lingkungan hotel.
Sekitar dua hari mencari, pelaku berhasil ditemukan. Setelah dimintai klarifikasi, kedua belah pihak mengambil jalan kekeluargaan.
“Kami sama sekali tidak membenarkan [tuduhan itu]. Makanya kami mencari orang bersangkutan,” jelas Operasional Manager Hotel Prima, Arbayudin, Rabu (6/1).
“Akhirnya persoalan ini diselesaikan kekeluargaan. Pelaku meminta maaf dan membuat surat pernyataan yang dibubuhi materai,” sambungnya.
Tudingan yang diunggah Mn sendiri berimbas besar untuk Hotel Prima, baik secara perusahaan maupun personal pegawai.
“Tentu saja nama hotel kami tercemar. Kemudian staf hotel dinilai orang kurang baik, karena menjadikan tempat kerja sebagai sarang pekerja seks komersial,” tegas Arbayudin.
“Sekali lagi kami menegaskan bahwa Hotel Prima Batola sama sekali tidak membenarkan bisnis prostitusi,” sambungnya.
Sementara Mn mengakui awalnya tidak bermaksud apapun dengan unggahan tersebut. Namun pekerja swasta ini tergoda memperbaharui status, setelah membuka aplikasi pesan MiChat.
Melalui aplikasi itu, Mn mengklaim melihat beberapa perempuan yang dapat diajak berkencan di Hotel Prima.
“Sebenarnya saya tidak memiliki tujuan yang pasti dengan postingan itu. Sebelumnya saya mengetahui keberadaan (prostitusi online) melalui MiChat,” papar Mn.
“Saya sepenuhnya meminta maaf postingan tersebut, terutama karena sebenarnya tidak ada pekerja seks di Hotel Prima,” sambungnya.
Diperkirakan Mn tertipu oleh seseorang yang menggunakan Fake GPS, ketika menjalankan aplikasi MiChat.
Dengan Fake GPS, pengguna MiChat bisa memanipulasi lokasi dan memilih informasi lokasi sesuai keinginan.
Faktanya Hotel Prima beberapa kali menemui tamu yang mengaku sudah mentransfer sejumlah uang kepada seseorang di Hotel Prima.
Namun ketika didatangi, orang yang meminta transfer tersebut tidak pernah berada di Hotel Prima, “Sepanjang 2020 lalu, beberapa orang mengalami kejadian itu,” tandas Arbayudin.