apahabar.com, BANJARMASIN – Feri penyeberangan di Sungai Alalak, Banjarmasin, kembali berhenti beroperasi. Pemiliknya ngambek.
Mulai tadi siang, Senin (9/2), tak tampak lagi aktivitas penyeberangan di dermaga yang menghubungkan Kota Banjarmasin dengan Kabupaten Barito Kuala (Batola) itu.
Akibatnya, tumpukan truk angkutan barang menuju Batola, dan Kalimantan Tengah kembali mengular hingga Jalan Hasan Basri, Banjarmasin.
“Mulai siang tadi,” ujar Pemilik Landing Craft Tank (LCT) Ranissa kepada apahabar.com baru tadi.
Ranissa menceritakan awal mula penghentian operasional kapal pengangkut tersebut.
Ranissa memastikan penghentian operasional feri buntut daripada postingan unggahan wakil bupati (wabup) Batola di media sosial.
“Bahasanya tidak dibutuhkan lagi, jadi berhenti sekarang,” ucap Ranissa menirukan.
Ranissa merasa tersinggung karena penyeberangan LCT disebut sudah tak dibutuhkan lagi ketika Jembatan Barito sudah beroperasi.
Padahal, Ranissa bilang selama ini pihaknya hanya membantu agar akses jalan dan pendistribusian logistik tidak terhambat.
“Boro boro berterima kasih. Nah itu masalah harga diri saja,” imbuhnya.
Melihat tumpukan truk pengangkut logistik, Ranissa berjanji akan kembali beroperasi namun dengan satu syarat khusus.
Yaitu wakil bupati Batola mendatangi pihak penyeberangan untuk meminta maaf secara langsung.
“Kalau tidak minta maaf, kami berhenti selamanya,” pungkasnya.
Bukan yang Pertama
21 Januari lalu, Feri penyeberangan PT Ranissa juga mogok. Sempat tak beroperasi selama dua hari, feri penyeberangan truk di Sungai Alalak itu kembali beroperasi, Minggu (24/1).
Sebelumnya LCT milik swasta itu mogok operasi lantaran warga di Alalak Berangas melakukan blokade jalan.
Alasannya…
Baca selengkapnya di halaman selanjutnya: