apahabar.com, BALIKPAPAN – Bupati Kabupaten Paser, Yusriansyah Syarkawi tutup usia di Rumah Sakit Pertamina Balikpapan (RSPB) pada Selasa (16/2/2021) pukul 05.30 wita. Almarhum dinyatakan positif antigen dan sedang menunggu hasil swab PCR.
“Kemarin setelah ada lepas sambut, besoknya Bapak langsung berangkat ke Balikpapan. Pas di perjalanan ada tidak nyaman, sampai di Balikpapan jam 7 malam dibawa ke RSPB, dengan protokol covid, subuh kondisinya semakin menurun dan menghembuskan napas terakhir,” terang Hendra Wahyudi anak ketiga almarhum saat ditemui di rumah sakit, Selasa (16/4).
Meski masih harus menunggu hasil swab PCR dari laboratorium, pihak keluarga ingin memakamkan almarhum di Tanah Grogot, sehingga pihak rumah sakit meminta agar tetap diterapkan protokol kesehatan.
“Kami makamkan di Grogot sambil menunggu hasil swab. Pertimbangannya mengapa dibawa pulang, kalau nanti positif kita sudah siapkan juga lubang makam untuk yang positif. Jadi ada dua lubang makam yang kami siapkan di sana,” ungkapnya.
Ditanya apakah ada pesan terakhir dari almarhum untuk keluarga dan warga Grogot, Hendra menyampaikan bahwa almarhum berpesan agar selalu hormat dan baik dengan orang lain.
“Beliau selalu berpesan hormati dan selalu baik. Kiranya ada kesalahan dari beliau maupun tutur kata mohon dimaafkan. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Wali Kota Balikpapan dan jajaran pemerintahan bisa hadir di rumah sakit,” pungkasnya.

Bupati Kabupaten Paser, Yusriansyah Syarkawi tutup usia di Rumah Sakit Pertamina Balikpapan (RSPB) pada Selasa (16/2/2021) pukul 05.30 wita. Foto-apahabar.com/Riyadi
Sebelumnya, Direktur Rumah Sakit Pertamina Balikpapan (RSPB), Khairuddin, mengatakan bahwa petugas medis telah melakukan pemeriksaan Rapid Test Antigen dan swab PCR kepada almarhum. Hasil dari Rapid Antigen tak lama kemudian keluar dan menunjukkan hasil yang positif.
“Jadi saat ini dilakukan kami melakukan Rapid Antigen, dan swab PCR juga kita lakukan. Nah untuk swab PCR ini nanti hasilnya sekitar jam 15.00 Wita. Kalau antigennya memang positif, tapi kan memang gold standarnya kan yang PCR. Tetapi tetap prosedurnya kita lakukan prosedur Covid-19 dulu, nanti kita akan informasikan,” jelasnya.
Dikatakan Khairuddin, almarhum memang memiliki riwayat penyakit jantung, sehingga rutin melakukan perobatan di RSPB.
Saat dirujuk memang kondisi almarhum mengalami penurunan dan memiliki gejala sesak napas, demam dan batuk pilek.
“Beliau ada riwayat jantung, jadi memang berobat rutin di RSPB. Gejala yang kami dapatkan ya hanya demam, ada batuk dan sesak, itu kan gejala umum,” ungkapnya.