apahabar.com, BARABAI – Harga gas elpiji 3 kilogram meroket di Hulu Sungai Tengah (HST). Selain harga yang melambung tinggi, si melon juga sulit dicari.
Ipit, salah satu warga Desa Aluan Mati Kecamatan Batu Benawa mengaku kesulitan mencari LPG Ini.
Hal itu dirasakan Ipit sudah sebulan pascabanjir HST yang juga menerjang desanya pada 13-14 Januari lalu. LPG 3 kilogram menjadi menjadi barang langka.
“Kalaupun ada harganya mencapai 25 ribu sampai 30 ribuan dari harga biasa (HET Rp 17.500-red). Itu juga harus menunggu lama,” kata Ipit, Jumat (26/2).
Beruntung Ipit dan warga Aluan Mati terbantu. Pasalnya pada Jumat 26 Februari, Dinas Perdagangan HST melakukan Operasi Pasar Murah di desanya.
Disdag menyediakan 250 LPG 3 kilogram. Dijual lebih murah dari HET yakni, Rp15.000 per tabung.
“Harganya lebih murah. Warga terbantu dengan adanya pasar murah ini,” tutup Ipit.
Kabid Perdagangan HST, Johansyah tidak menepis adanya kelangkaan dan kenaikan harga LPG yang meroket di daerahnya. Hanya saja di beberapa lokasi di HST.
Bahkan dari informasi yang berkembang di masyarakat, harga LPG melon ini menyentuh Rp50.000.
Hasil pengamatan Disdag, kata Johansyah, dari sisi jumlah warga di HST, kouta LPG yang diberikan cukup. Namun diduga ada permainan oleh pihak-pihak tertentu dan aksi penimbunan.
Pengamatan itu, lanjut Johansyah juga berdasarkan laporan dari warga ke Disdag.
“Ada juga pangkalan yang menjual ke pengecer. Begitu gas dari pangkalan sampai kemudian di tahan lalu dijual ke pengecer sampai 10 tabung. Alhasil warga sekitar pangkalan hanya mendapat bagian sedikit,” terang Johansyah.
Lantas bagaimana tindak lanjut Pemkab HST menangani kelangkaan dan harga LPG yang meroket ini?
Hingga saat ini, terang Johansyah, evaluasi terus dilakukan dan dilanjutkan bersama dengan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) HST.
Disdag dan TPID akan berkoordinasi dengan bagian perizinan dan perekonomian untuk menertibkan agen dan pangkalan.
“Khususnya terkait perizinan kami akan selektif. Nantinya juga akan kami seleksi (pangkalan-red). Jangan sampai mendirikan pangkalan untuk kepentingan tertentu,” terang Johansyah.
Mengenai operasi pasar murah tadi, lanjut Johansyah merupakan upaya untuk meningkatkan kebutuha pokok warga. Terutama untuk mereka yang terdampak banjir.
“Kita bekerjasama dengan 5 agen di HST. Jadi harganya lebih murah dari HET,” terang Johansyah saat memimpin operasi pasar murah di Aluan Mati, Jumat (26/2) sore itu.