apahabar.com, BANJARMASIN – Dampak mahalnya harga gas elpiji, masyarakat menggelar aksi unjuk rasa di gedung DPRD Kalsel, Senin (22/2).
Tak sekadar aksi demonstrasi, warga juga menutup jalan menuju keluar gedung wakil rakyat.
“Kalau kosong, kenapa masih ada dijual? Harganya sampai Rp 50 – 60 ribu,” teriak seorang peserta aksi.
Warga yang berjumlah tak sampai 100 orang itu meminta wakil rakyat Kalsel turun tangan memberikan solusi.
Mereka juga menuding ada oknum yang memainkan stok elpiji sehingga harganya terus meroket di tingkat eceran.
Tak hanya gas melon yang harganya melejit, gas 5,5 kg dan 12 kg pun ikut merangkak naik.
Sekretaris Komisi III DPRD Provinsi Kalimantan Selatan, Gusti Abidin Syah, menyampaikan penyebab mahalnya gas elpiji 3 kg.
Dia mengatakan jalur distribusi menuju stasiun pengisian bahan bakar gas terhambat akibat banjir yang melanda Kalsel pertengahan Februari lalu.
Terpisah, Ketua Komisi III DPRD Kalsel Sahrujani juga menyampaikan hal yang sama. Masalahnya ada pada sistem distribusi.
Meski begitu, dia tidak sepenuhnya menyalahkan kelangkaan sistem distribusi yang menyebabkan langkanya gas elpiji. Sebab, ada dugaan gas melon juga digunakan masyarakat mampu.
“Ini perlu edukasi. Masyarakat lebih sadar dan paham elpiji 3 kilogram hanya untuk rakyat miskin,” sambungnya.