apahabar.com, BATULICIN – Untuk pertama kalinya, SMP Negeri 1 Batulicin mengikuti ajang nasional penghargaan Sekolah Adiwiyata 2021.
Program yang dicetuskan oleh Kementerian lingkungan Hidup ini bertujuan untuk mewujudkan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan.
“Kebanggan tersendiri SMPN 1 Batulicin bisa ikut berpartisipasi dalam program ini. Kami melibatkan seluruh warga sekolah untuk bisa mewujudkannya,” ungkap Kepala SMPN 1 Batulicin, Karyadi, kepada apahabar.com, Kamis (11/2).
Sekolah yang berdiri sejak 1982 ini berdiri di lokasi strategis untuk menjadi sekolah percontohan di Bumi Bersujud.

Salah satu sudut SMPN 1 Batulicin. Foto-Chandra Wiguna for apahabar.com
Penghargaan Adiwiyata menjadi salah satu motivasi bagi pihak sekolah dalam mendorong kecintaan lingkungan bagi murid, guru, orang tua, hingga masyarakat sekitar.
“Dengan menciptakan kondisi baik bagi sekolah untuk menjadi tempat pembelajaran dan penyadaran warga sekolah, sehingga di kemudian hari dapat ikut bertanggung jawab dalam upaya penyelamatan lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan,” jelasnya.
Sejumlah upaya pun dilakukan dengan keterlibatan seluruh pihak. Para siswa, misalnya, ikut berpartisipasi menjaga kebersihan lingkungan dan bertanggung jawab dalam upaya menyelamatkan alam.
“Mulai dari hal-hal kecil, namun dampaknya besar untuk sekitar,” sebutnya
SMPN 1 Batulicin juga gencar melakukan sosialisasi mengenai lingkungan hidup di dalam maupun luar sekolah.
Untuk mendukung upaya ini, pihak sekolah melakukan kerja sama antara sekolah dan pihak terkait seperti Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Kesehatan, puskesmas setempat hingga Polres Tanbu.
“Mereka ikut membantu memberikan sosialisasi tentang pentingnya menjaga lingkungan,” lanjutnya.
Selanjutnya adalah melakukan program nyata sekolah, seperti membedakan tempat sampah organik dan non organik di setiap ruang serta sudut sekolah. Adapun SMPN 1 Batulicin memiliki 29 ruang belajar yang ditempati sekira 829 siswa.
“Kami juga melakukan kegiatan penanaman pohon, lalu membuat pupuk kompos dari campuran sampah organik dan daun-daun,” jelasnya
Menurut Karyadi, lingkungan yang bersih dan sehat menjadi dambaan bagi setiap institusi pendidikan manapun. Hal itu juga mencerminkan sisi positif bagi warga sekolah sebagai pengelolanya.
“Tanggung jawab penciptaan lingkungan yang bersih dan sehat merupakan kewajiban bersama,” ujarnya