apahabar.com, PELAIHARI – Sukses dengan kebun duren, Nasruddin Naba kini coba peruntungan menanam kopi di Tanah Laut (Tala).
Kopi yang dia kembangkan jenis robusta mangkara asal Majene, Sulawesi Barat.
Setidaknya, 2.000 pohon kopi bisa ditanam dalam sehektar lahan.
Nasruddin mengatakan tanam perdana kopi, selain di kebun miliknya juga mulai tanam di Desa Ranggang.
Di situ, kebunnya milik Wakil Bupati Tala, Abdi Rahman dan Prof Alim Bahri, mantan Purek Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin.
“Beliau tertarik untuk mengembangkan tanaman kopi Robusta Mangkara. Saya sendiri yang akan memulai penanaman perdana kopi ini (di Tala),” ujar Nasruddin yang tinggal di Jorong Tala, kepada apahabar.com, Kamis (11/2/2021).
Di kebun miliknya di Desa Asam Asam Jorong, Kecamatan Jorong, Tala, selain banyak pohon durian unggul, kini juga ada bibit durian dan kopi yang bisa dibeli.
Nasruddin, menjelaskan tanaman kopi bisa hidup di segala iklim termasuk di Tala. Apalagi, kopi unggul jenis robusta mangkara.
“Kopi ini bisa tumbuh cepat, berbunga pada usia 9 bulan dan hasilnya bisa dinikmati setelah satu tahun setengah,” terang Nasruddin.
Bayangkan baru tiga bulan saja bibitnya, sudah keluar tangkai, bahkan daunnya lebar dibandingkan kopi biasa.
“Inilah yang membuat saya yakin akan cepat menghasilkan mengingat pertumbuhannya cukup cepat,” katanya.
Terlebih, dari apa yang dia lihat termasuk testimoni dalam video youtube, cukup sejalan dengan fakta bibit yang ada. Di mana pertumbuhannya cukup cepat.
Dari sisi pangsa pasar, kopi juga tidak menjadi kendala dalam penjualan nantinya. Sebab, masyarakat Indonesia bahkan orang luar negeri semua pecinta kopi.
Kelak jika panen, hasilnya bikin ngiler. Sebab, harga kopi biji kering saat ini 1 kilogramnya Rp25.000 sampai Rp35.000. Sementara untuk kopi yang sudah diolah/bubuk mencapai 75.000/kilogram.
Nasruddin tertarik mengembangkan kopi di Tala, karena kopi ini bisa tumbuh dalam iklim mana saja. “Bahkan jenis tanaman yang disukai itu bisa hidup disaat terendam air. Akar dan pohon kopi juga sangat kuat bisa hidup hingga 40 tahun,” imbuh dia.
Tanaman kopi, juga bisa menjadi solusi untuk dikembangkan di daerah pasca tambang seiring batubara habis dan daerah tandus. “Saatnya kita kembangkan kebun kopi sebab sangat bermanfaat bagi kelangsungan hidup,” seru Nasruddin.
Tanaman kopi juga menjadi solusi mengurangi dampak banjir dan tanah longsor sebab akar kopi ini menyerap air sangat banyak. “Cocok untuk Kalimantan Selatan seperti di Tanah Laut ini,” pungkasnya.